Ada THR Hingga Mudik, Ekonomi RI Q2-2022 Diramal Tembus 6%

Lidya Julita Sembiring, CNBC Indonesia
10 May 2022 12:50
Foto udara menunjukkan kemacetan kendaraan di Gerbang Tol Cikampek Utama 2, Kebupaten Purwakarta, Jawa Barat, Kamis (28/4/2022). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Foto udara menunjukkan kemacetan kendaraan di Gerbang Tol Cikampek Utama 2, Kebupaten Purwakarta, Jawa Barat, Kamis (28/4/2022). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Perekonomian kuartal II-2022 diprediksi akan melanjutkan kinerja positif sejak awal tahun. Apalagi ada momen Ramadan dan Lebaran yang mampu membuat ekonomi melesat.

Ekonom Core Piter Abdullah mengatakan dalam momen ini ada pencairan tunjangan hari raya (THR) pegawai negeri sipil (PNS) dan swasta hingga mudik serta liburan. Maka diperkirakan perekonomian kuartal II tumbuh 6,5%.

"Pada triwulan II pertumbuhan ekonomi dipastikan akan lebih tinggi. Euforia masyarakat sehingga terjadi lonjakan arus mudik akan berdampak ekonomi. Perputaran uang di daerah-daerah akan meningkat drastis. Konsumsi akan tumbuh signifikan dan menciptakan tetesan ke bawah, menciptakan income dan daya beli di masyarakat bawah," ujarnya kepada CNBC Indonesia, Selasa (10/5/2022).

Untuk konsumsi rumah tangga pada kuartal II diramal bisa mencapai 5%. Lebih tinggi dari kuartal I yang sebesar 4,34%.

"Perkiraan saya pertumbuhan konsumsi akan mencapai lima persen yoy mendorong perekonomian tumbuh lebih tinggi pada triwulan II 2022. Pertumbuhan ekonomi pada triwulan II diperkirakan berpotensi tumbuh di kisaran 5,5-6,5%," jelasnya.

Di sisi lain, Ekonom Maybank Myrdal Gunanto melihat bahwa perekonomian kuartal II juga ditopang oleh belanja pemerintah seperti untuk bantuan sosial. Selain itu ada juga kontribusi ekspor yang dinilai akan tetap kuat melihat harga komoditas global yang masih tinggi.

Meski demikian, Myrdal melihat ada sejumlah tantangan yang akan dihadapi pemerintah di kuartal II ini. Mulai dari tekanan inflasi dan tingkat suku bunga global yang lebih tinggi dan ancaman penurunan produktivitas negara mitra dagang utama seperti China.

Oleh karenanya, ia menilai pemerintah perlu terus menjaga momentum pemulihan ekonomi domestik dengan tetap menjaga daya beli masyarakat dan tetap menjaga daya tarik investasi domestik.

"Pemerintah diharapkan tetap menjaga kestabilan harga komoditas strategis seperti LPG 3kg, tarif dasar listrik rumah tangga, bahan bakar Pertalite maupun solar," ujarnya.

Lanjutnya, jika pun harus melakukan kenaikan harga seperti LPG dan listrik serta bensin, ia berharap pemerintah bisa melakukannya setelah kuartal II.

"Kalaupun harus terpaksa melakukan kenaikan harga komoditas strategis tersebut, maka diharapkan terjadi paling cepat pada periode September 2022 saat tekanan inflasi relatif rendah," pungkasnya.


(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Mudik Lebih Longgar, Ekonomi RI Bisa Tumbuh 7% Lagi?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular