Xi Jinping Warning Keras Kebijakan Nol-Covid di China

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
06 May 2022 21:15
In this photo provided by China's Xinhua News Agency, Chinese President and party leader Xi Jinping delivers a speech at a ceremony marking the centenary of the ruling Communist Party in Beijing, China, Thursday, July 1, 2021. China’s Communist Party is marking the 100th anniversary of its founding with speeches and grand displays intended to showcase economic progress and social stability to justify its iron grip on political power that it shows no intention of relaxing. (Li Xueren/Xinhua via AP)
Foto: Presiden dan pemimpin partai China Xi Jinping menyampaikan pidato pada upacara peringatan seratus tahun Partai Komunis yang berkuasa di Beijing, China, Kamis, 1 Juli 2021. (Li Xueren/Xinhua via AP)

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden China Xi Jinping melontarkan pernyataan keras kepada para pejabat yang mengkritik kebijakan Nol-Covid yang diterapkannya. Ia menyebut akan tetap memberlakukan kebijakan itu karena telah terbukti berhasil.

Kebijakan Nol-Covid adalah kebijakan penutupan dan penguncian suatu daerah ketika otoritas setempat menemukan kasus Covid-19. Penutupan ini akan tetap dilakukan meski hanya ada satu kasus Covid-19 yang ditemukan.

Xi menyebutkan kebijakan itu sendiri telah teruji secara ilmiah. Ia meminta agar seluruh jajaran pejabat China dengan teguh mematuhi kebijakan Nol-Covid ini.

"Kami telah memenangkan pertempuran untuk mempertahankan Wuhan, dan kami pasti akan dapat memenangkan pertempuran untuk mempertahankan Shanghai," katanya seperti dikutip Guardians, Jumat (6/5/2022).

Xi juga menegaskan bertekad untuk menentang semua distorsi, keraguan, dan penyangkalan yang dialamatkan para pengkritik itu.

"Kami akan dengan tegas berjuang melawan semua kata dan perbuatan yang mendistorsi, meragukan, dan menyangkal kebijakan pencegahan epidemi kami."

Kritik kepada kebijakan ini sendiri datang tatkala Shanghai, kota terbesar dan juga pusat ekonomi China, harus melalui penguncian besar-besaran akibat peningkatan kasus Covid-19. Tercatat, 25 juta penduduk kota itu terkunci di dalam kediamannya dan tak dapat pergi kemana-mana, termasuk ke supermarket untuk memperoleh bahan makanan.

Pada hari Jumat China melaporkan 4.696 kasus, termasuk 4.269 di Shanghai dan 70 di Beijing. Provinsi Henan, di mana ibu kota Zhengzhou baru saja dikunci, mencatat 79 kasus baru Covid-19.

Para ekonom telah memperkirakan ekonomi yang diprediksi memburuk jika penguncian seperti di Shanghai berlanjut. Seorang analis minggu ini memproyeksikan akan menelan biaya US$ 257 miliar, atau 1,5% dari PDB China 2021.

Sementara itu, beberapa ahli mengungkapkan bahwa kenaikan kasus ini disebabkan oleh tingkat vaksinasi dan booster yang tidak merata di seluruh negeri. Selain itu, masuknya subvarian BA.2 (anak Omicron) juga membuat kasus makin melejit.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Mobil Beast Biden Vs Hongqi Xi Jinping Siapa Kuat?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular