Waspada Harga Naik! Inflasi Bakal Tertinggi dalam 5 Tahun

Maesaroh, CNBC Indonesia
Jumat, 06/05/2022 12:30 WIB
Foto: Kesibukan aktivitas pembeli dan pedagang di Pasar Tradisional Kranji, Bekasi, Jawa Barat, Sabtu, 2/4. Jelang memasuki Ramadhan pada esok hari harga sayuran mengalami kenaikan. (Cnbc Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Inflasi diperkirakan melonjak hingga 0,85% month on month (MoM) di bulan April. Bila ramalan tersebut menjadi kenyataan maka inflasi bulan lalu akan menjadi yang tertinggi sejak Januari 2017 (0,97%) atau lebih dari lima tahun terakhir.

Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia dari 13 institusi juga menunjukkan adanya lonjakan inflasi secara tahunan (year on year/YoY). Pada April 2022, inflasi secara tahunan diperkirakan menembus 3,4%. Level tersebut adalah yang tertinggi sejak Agustus 2019  di mana pada saat itu tercatat 3,49%.

Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengumumkan data inflasi April pada Senin (9/5/2022). Pada Maret lalu, inflasi tercatat 0,66% sementara secara tahunan inflasi mencapai 2,64%.


Tingginya perkiraan inflasi dari konsensus pasar sejalan dengan proyeksi Bank Indonesia (BI). Berdasarkan Survei Pemantauan Harga (SPH) pada minggu III, BI memperkirakan inflasi April bakal menyentuh 0,74% (MoM) dan 3,26% (YoY).

Sejumlah ekonom mengatakan inflasi melonjak di April karena didorong faktor musiman bulan Ramadhan, kenaikan harga BBM, kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN), serta melesatnya harga komoditas pangan akibat perang Rusia-Ukraina.

Sebagai catatan, awal bulan Ramadhan dimulai pada 3 April 2022. Per 1 April 2022, pemerintah juga menaikkan harga Pertamax serta PPN sebesar 1% menjadi 11%. Harga Pertamax pada 1 April lalu yakni menjadi Rp 12.500 - Rp 13.000 per liter dari sebelumnya Rp 9.000 - Rp 9.400 per liter.

"Lonjakan inflasi utamanya dipicu oleh faktor musiman bulan Ramadhan. Inflasi makanan, transportasi, restoran dan rekreasi mengalami kenaikan," tutur ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman dalam Macro Brief.

Faisal memperkirakan kenaikan inflasi juga dipicu peningkatan permintaan akibat pelonggaran mobilitas.

"Tekanan inflasi pada tahun ini juga rentan karena kenaikan permintaan seiring pemulihan ekonomi. Inflasi juga terjadi karena kenaikan harga yang disebabkan oleh meningkatnya harga bahan baku dan komoditas energi," imbuh Faisal.

Secara tradisi, inflasi pada periode bulan Ramadhan memang tercatat tinggi karena meningkatnya permintaan barang dan jasa. Berdasarkan data BPS, inflasi pada bulan Ramadhan pada lima tahun terakhir menyentuh 0,34%. Namun, inflasi Ramadhan tahun ini akan sangat tinggi karena disebabkan faktor lain seperti perang Rusia-Ukraina hingga kenaikan harga BBM.

Merujuk hasil polling yang memproyeksikan inflasi sebesar 0,85% pada April, maka inflasi Ramadhan pada tahun ini bisa mendekati inflasi Ramadhan pada tahun 2014 yang berada di kisaran 0,9%.


(mae/mae)
Saksikan video di bawah ini:

Video: BPS Umumkan Inflasi 0,19% (mtm) Pada Juni 2025

Pages