
Selamatkan Ekonomi Sri Lanka, Bank Dunia Kucurkan Rp 8,6 T

Jakarta, CNBC Indonesia - Penyelamatan ekonomi Sri Lanka terus berjalan. Terbaru, Bank Dunia (World Bank) setuju memberikan bantuan keuangan US$ 600 juta atau setara Rp8,6 triliun (asumsi Rp14.400/US$).
Dana ini nantinya akan digunakan untuk memenuhi persyaratan pembayaran impor penting. "Bank Dunia telah setuju untuk memberikan bantuan keuangan US$ 600 juta untuk mengatasi krisis ekonomi saat ini," kata pernyataan divisi media presiden Sri Lanka, dikutip dari Reuters, Rabu (27/4/2022).
"Bank Dunia akan mengeluarkan US$ 400 juta (Rp5,7 triliun) dalam waktu dekat," tambah pernyataan tersebut.
Adapun, Sri Lanka saat ini tengah menghadapi krisis keuangan terburuk sejak kemerdekaan pada tahun 1948. Ini disebabkan oleh penurunan drastis dalam cadangannya yang turun 70% selama 2 tahun terakhir, mencapai US$ 1,93 miliar pada akhir Maret.
Hal ini membuat Kolombo berjuang untuk membayar kebutuhan pokok, termasuk bahan bakar, obat-obatan, dan makanan.
Awal bulan ini, Sri Lanka memulai pembicaraan dengan Dana Moneter Internasional (IMF) untuk bantuan keuangan. Sebelum IMF menyelesaikan program untuk Sri Lanka, negara tersebut membutuhkan US$ 3-US $4 miliar dalam pembiayaan jembatan untuk membantu memenuhi pengeluaran penting.
Pemerintah Sri Lanka juga telah mengimbau beberapa negara dan organisasi multilateral untuk menjembatani pembiayaan sampai IMF memberikan bantuannya.
India telah membantu Sri Lanka dengan dana senilai US$ 1,9 miliar. Kini Kolombo sedang dalam pembicaraan dengan New Delhi terkait tambahan US$1,5 miliar untuk mendanai impor, termasuk bahan bakar.
Sri Lanka juga sedang bernegosiasi dengan China hingga US$ 1 miliar dalam bentuk pinjaman sindikasi.
Menteri Keuangan Sri Lanka Ali Sabry mengatakan Kolombo juga akan mencari bantuan dari Bank Pembangunan Asia (ADB).
Perlu diketahui, negara itu mengumumkan penangguhan beberapa pembayaran utang luar negeri awal April ini. Mereka mengatakan akan mengalihkan cadangannya yang sedikit untuk mendanai impor penting seperti bahan bakar, gas untuk memasak, dan obat-obatan.
(tfa/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Terungkap! Penyebab Krisis Ekonomi di Sri Lanka Makin Suram