Internasional

AS Yakin Ekonomi Rusia Sudah 'Sakit-sakitan', Ini Alasannya

Lucky Leonard Leatemia, CNBC Indonesia
Rabu, 27/04/2022 15:00 WIB
Foto: Seorang pria berjalan melewati papan yang menunjukkan nilai tukar mata uang euro terhadap rubel Rusia di sebuah jalan di Saint Petersburg, Rusia (25/2/2022). (REUTERS/Anton Vaganov)

Jakarta, CNBC Indonesia - Amerika Serikat (AS) meyakini Rusia telah merasakan efek dari sejumlah paket sanksi global yang diluncurkan sejak Negeri Beruang Merah menyerang Ukraina pada 24 Februari lalu.

Dalam kesaksian di hadapan Komite Senat untuk Hubungan Luar Negeri AS, Menteri Luar Negeri Antony Blinken mengatakan efek negatif sanksi itu mulai dirasakan oleh orang-orang di Rusia.


"Misalnya, lebih dari 600 perusahaan telah meninggalkan Rusia, termasuk banyak merek konsumen utama yang kita semua kenal," katanya, dikutip CNBC International, Rabu (27/4/2022).

"Mereka tidak dapat membeli barang-barang yang sudah biasa mereka beli hampir 30 tahun terakhir," imbuhnya.

Dia juga meyakini pertumbuhan ekonomi Rusia dalam 20 tahun terakhir lambat laun mulai terhapus akibat adanya berbagai macam sanksi ekonomi. Tak hanya itu, kemampuan Moskow untuk memodernisasi sektor-sektor utama ekonominya sedang melambat.

Namun, dia juga menilai Presiden Rusia Vladimir Putin masih mendapat dukungan besar dari warganya. Sebagian besar disebabkan oleh kampanye disinformasi.

"Untuk saat ini, saya pikir apa yang kita lihat adalah orang-orang Rusia terus mendukung Presiden Putin," tuturnya.

Adapun, berbagai sanksi yang dijatuhkan AS dan sekutunya telah membuat Rusia 'mengungguli' Iran dan Korea Utara sebagai negara yang mendapatkan sanksi global terbanyak.


(luc/luc)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Prabowo Tiba di Rusia & Siap Kopdar Dengan Putin