
7 Fakta Baru Rusia-Ukraina, Kherson Jatuh-Jerman Diusir

4. Bantuan Senjata Baru AS ke Ukraina
Washington menyetujui penjualan militer asing senilai US$ 165 juta atau Rp 2,3 triliun "amunisi non-standar" kepada Ukraina. Langkah itu disampaikan ke Kyiv selama perjalanan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dan Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin ke Kyiv selama akhir pekan.
5. Mariupol Masih Membara
Kota Mariupol, Ukraina, yang diklaim Rusia dimenangkannya, masih membara. Belum ada kesepakatan tentang koridor damai untuk evakuasi warga sipil dari pabrik baja Azovstal.
Pabrik itu menjadi bunker tempat bersembunyi warga dan tentara Ukraina.
Hal ini ditegaskan oleh Wakil Perdana Menteri Iryna Vereshchuk untuk membantah pernyataan Rusia terkait kesepakatan koridor evakuasi.
"Hari ini, pihak Rusia sekali lagi mengumumkan adanya koridor bagi warga sipil untuk meninggalkan Azovstal," katanya dalam sebuah pernyataan di Telegram.
"Ini bisa dipercaya jika Rusia tidak melanggar koridor kemanusiaan berkali-kali sebelumnya. Saya tahu apa yang saya katakan karena, atas nama presiden, saya secara pribadi melakukan negosiasi dan mengatur koridor kemanusiaan semacam itu."
"Penting untuk dipahami bahwa Koridor kemanusiaan dibuka atas kesepakatan kedua belah pihak. Koridor yang diumumkan secara sepihak tidak memberikan keamanan, dan oleh karena itu, pada kenyataannya, bukanlah koridor kemanusiaan," tambahnya.
6.Kota Kherson Jatuh ke Tangan Rusia
Pasukan Rusia dilaporkan berhasil menguasai kota Kherson di Ukraina. Bahkan, pasukan Moskow telah mengambil alih Dewan Kota yang berada di sebelah Selatan Ukraina itu.
Wali kota Kherson Igor Kolykhaev mengatakan di Facebook-nya bahwa pada Senin malam waktu setempat. Mereka disebut telah mengambil akses masuk ke gedung dewan dan melakukan penjagaan.
"Orang-orang bersenjata memasuki gedung Dewan Kota Kherson, mengambil kunci dan mengganti penjaga kami dengan milik mereka," ujarnya seperti dikutip CNN International, Selasa.
7. Rusia Usir Diplomat Jerman
Rusia mengumumkan telah mengusir 40 diplomat Jerman dari negara itu, Senin. Ini merupakan tindakan balasan Moskow atas keputusan Berlin pada awal April untuk mengusir "sejumlah besar" pejabat di kedutaan Rusia.
"Duta besar Jerman untuk Moskow mendapat protes keras sehubungan dengan keputusan pemerintah Jerman yang bermusuhan secara terbuka," kata Kementerian Luar Negeri Rusia, Senin.
Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock menentang kebijakan itu dan menyebut keputusan Moskow untuk mengusir diplomat "tidak dapat dibenarkan."
(sef/sef)[Gambas:Video CNBC]
