Internasional

Tok! Macron Menang, Terpilih Lagi Jadi Presiden Prancis

News - sef, CNBC Indonesia
25 April 2022 06:20
Prancis Tuding Inggris Tak Komitmen Perjanjian Pasca-Brexit Foto: CNBC Indonesia TV

Jakarta, CNBC Indonesia - Emmanuel Macron sepertinya kembali memenangkan pemilihan umum sebagai Presiden Prancis, Minggu (24/4/2022) waktu setempat. Ia mengalahkan saingannya Marine Le Pen.

Dari sejumlah jajak pendapat dan proyeksi, Macron yang berasal dari Partai La République En Marche, unggul 58% suara di putaran kedua pemilu. Sementara Le Pen, dari partai sayap kanan National Rally, hanya 42%.

Dalam pidato kemenangannya setelah prediksi dimuat di Champ de Mars di pusat kota Paris di kaki Menara Eiffel, pria 44 tahun itu menegaskan masa jabatan barunya tidak akan berubah dari lima tahun terakhir. Karenanya ia meminta pendukung lawannya agar mengatasi "kemarahan" mereka.

Ini terkait pula dengan huru hara yang dilaporkan terjadi Minggu malam, memprotes kemenangan Macron. Polisi bahkan menyemprotkan gas air mata ke demonstran di pusat kota Paris.

"Jawaban harus ditemukan atas kemarahan dan ketidaksepakatan yang menyebabkan banyak rekan senegara kita memilih sayap kanan ekstrim," katanya dikutip Channel News Asia (CNA) dari AFP.

"Ini akan menjadi tanggung jawab saya dan orang-orang di sekitar saya," tambahnya.

"Saya bukan lagi kandidat kubu tetapi presiden semua orang ... tidak ada yang akan ditinggalkan di pinggir jalan," tegasnya lagi dimuat CNBC International.

Perdana Menteri Italia Mario Draghi menyebut kemenangan Macron sebagai berita bagus untuk seluruh Eropa" Sementara Kanselir Jerman Olaf Scholz mengatakan suara Prancis mengirimkan mosi percaya yang kuat di Eropa hari ini.

Presiden UE Charles Michel mengatakan blok itu sekarang dapat mengandalkan Prancis selama lima tahun lagi. Ketua Komisi UE Ursula von der Leyen juga mengatakan "senang dapat melanjutkan kerja sama kami yang sangat baik" dengan Prancis.

Sementara itu, berdasarkan angka resmi, tingkat abstain warga cukup besar yakni 28%. Ini menjadi yang tertinggi dalam putaran kedua pemilihan presiden negeri itu sejak 1969.

Macron akan dihadapkan pada reformasi pensiun, terkait peningkatan usia pensiun Prancis, yang menurutnya penting untuk anggaran tetapi kemungkinan akan mendapat tentangan di parlemen. Ia juga harus fokus mengurus inflasi yang melonjak apalagi dengan terus terjadinya ketegangan Rusia-Ukraina.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Heboh Prancis Perintahkan Penutupan Masjid, Ada Apa Macron?


(sef/sef)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading