
Buset! Segini Duit yang Dibutuhkan untuk Pulihkan Ukraina

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengungkapkan biaya yang diperlukan untuk memulihkan negara itu pasca serangan Rusia. Ia mengatakan Kyiv membutuhkan US$ 7 miliar atau sekitar Rp 100 triliun per bulan untuk kembali membangun negara itu.
Sejak Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari, Zelensky mengatakan pasukan Rusia telah menghancurkan atau merusak puluhan ribu rumah dan lebih dari 1.100 institusi pendidikan, serta rumah sakit dan bisnis. Analisis awal menemukan bahwa Ukraina telah menderita kerugian US$ 550 miliar.
"Bersama-sama kita dapat menerapkan solusi yang tidak hanya akan menghentikan niat agresif Rusia, tidak hanya mendukung Ukraina dalam perang ini, tetapi juga secara tak terelakkan menunjukkan semua potensi agresor dunia yang menciptakan masalah bagi negara lain, yang berarti menciptakan masalah bagi diri mereka sendiri," kata Zelensky seperti dilaporkan New York Times, Jumat (22/4/2022).
"Karena jika kita tidak melakukan ini, jutaan orang di dunia akan berulang kali menderita akibat tindakan agresif masing-masing negara."
Hal serupa juga mulai disuarakan Perdana Menteri Ukraina, Denys Shmyhal. Dalam lawatannya ke Washington untuk menemui Ketua DPR AS, Nancy Pelosi, Shmyhal optimis akan ada negara yang membantu Ukraina untuk pulih dari krisis.
Selain bertemu Pelosi, Shmyhal juga mengikuti pertemuan Bank Dunia, di mana Zelensky juga hadir secara virtual. Dalam pidatonya, Zelensky mengatakan bahwa lima langkah diperlukan untuk menghentikan Rusia.
"Dukungan langsung untuk Ukraina, mengeluarkan Rusia dari semua lembaga keuangan internasional, menciptakan pajak khusus untuk perang, memblokir aset dari elit Rusia, dan persiapan nasional di seluruh dunia untuk memutuskan hubungan dengan Rusia," tegasnya.
"Tidak seorang pun harus bergantung pada suasana politik kepemimpinan negara ini. Jika dunia siap untuk mengisolasi Rusia sepenuhnya, kepemimpinan Rusia akan memiliki motif untuk menghindari perang apa pun."
Rusia memulai serangan yang disebutnya 'operasi militer' di Ukraina pada 24 Februari lalu. Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan adanya operasi ini dilakukan untuk membebaskan masyarakat komunitas Rusia di wilayah itu dari kelompok ultranasionalis yang dibeking Kyiv serta memaksa Ukraina untuk tidak bergabung ke NATO.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Biden Mau Gagalkan Serangan Rusia Ke Ukraina