Harga Minyak Goreng Terbang Biaya Pengusaha Resto Naik 100%

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
21 April 2022 18:20
Pekerja memasukkan minyak goreng curah kedalam jiregen minyak di toko agen minyak goreng curah di kawasan Cipete, Jakarta, 29/10. Di tengah mahalnya harga minyak goreng (migor) karena kenaikan minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) hingga 35 persen, membuat industri sawit nasional untung besar. Minyak goreng curah di Jakarta mengalami kenaikan. Untuk satu jeriken ukuran 17 kg dijual dengan harga Rp299.000. Mengutip dari Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional, Senin (25/10/2021), jenis minyak goreng yang mengalami lonjakan adalah minyak goreng kemasan bermerek 1, minyak goreng kemasan bermerek 2, serta minyak goreng curah. Di pasar tradisional kenaikan berkisar Rp 2 ribu sampai Rp 4 ribu per liternya. Harga minyak goreng naik serempak, baik curah maupun kemasan bermerek.  (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi Minyak Goreng Curah (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kalangan pengusaha restoran mulai kesulitan dengan kenaikan harga minyak goreng belakangan ini. Pasalnya, modal yang perlu disiapkan jadi membengkak berkali-kali lipat.

Bahkan, modal atau biaya operasional untuk membeli minyak goreng harus naik 100%.

Wakil Ketua Umum Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bidang Restoran Emil Arifin menyebut banyak pengusaha restoran yang harus menanggung utang besar ke pihak ketiga.

"Sekarang bukan harganya aja, tapi minyaknya nggak ada, berat memang. Kira-kira 2-3% cost dari pos (minyak goreng) kita naik, bisa jadi 6% cukup signifikan," katanya kepada CNBC Indonesia, Kamis (21/4/2).

Awalnya Ia enggan ambil pusing dengan kenaikan harga ini karena diperkirakan bakal menurun dalam jangka waktu yang lama. Sayang, prediksinya salah. Berbulan-bulan kemudian harga minyak goreng terus naik.

"Kita itu ibaratnya seperti balapan lari, kita kira 100m nih, ternyata lari maraton ngga selesai-selesai," kata Emil.

"Misal modal Rp 100 juta hidup setahun. Kalau barang-barang naik, Rp 100 juta ngga cukup untuk setahun," lanjutnya.

Di sisi pendapatan, hingga kini revenue sudah turun mencapai 70-80%. Untuk itu, perlu ada keringanan, salah satunya penurunan bunga bank dari saat ini sebesar 11 menjadi lebih ringan.

"Bunga 10-11% berat, pemerintah jadiin 4%. kalau ngga, 5 tahun lagi juga belum selesai hutangnya," sebutnya.


(dce/dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Minyak Goreng Curah Mau Tamat, Harganya di Pasar Makin Liar!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular