Internasional

3 Negara Walk-Out dari Pertemuan G-20, Ini Biang Keroknya

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
Kamis, 21/04/2022 16:06 WIB
Foto: Presiden Joko Widodo mengikuti Pertemuan untuk menerima presidensi G20 pada tahun 2022 pada sesi penutupan KTT G20 Roma yang berlangsung di La Nuvola, Roma, Italia, pada Minggu, 31 Oktober 2021. (Biro Pers Sekretariat Presiden/Laily Rachev)

Jakarta, CNBC Indonesia - Tiga negara, yakni Inggris, Amerika Serikat (AS), dan Kanada melakukan aksi walk-out terkoordinasi dari pertemuan G20. Hal tersebut dilakukan di sela-sela pertemuan para menteri keuangan negara anggota, Rabu (20/4/2022).

Menteri Keuangan AS Janet Yellen memulai langkah tersebut. Diikuti rekannya dari Inggris dan Kanada, lalu para pemimpin keuangan global lain.


Apa yang terjadi?

Tindakan itu terjadi saat delegasi Rusia berbicara pada pertemuan di Washington itu. Langkah itu diambil sebagai bentuk protes atas serangan Rusia ke Ukraina yang dimulai pada 24 Februari lalu.

Kantor Yellen menolak berkomentar. Namun dua sepadannya bersuara.

"Kami bersatu dalam kecaman kami atas perang Rusia melawan Ukraina dan akan mendorong koordinasi internasional yang lebih kuat untuk menghukum Rusia," kata Menteri Keuangan Inggris Rishi Sunak melalui akun twitter-nya, dikutip The Guardian, Kamis (21/4/2022).

"Demokrasi dunia tidak akan berpangku tangan dalam menghadapi agresi Rusia dan kejahatan perang yang berkelanjutan," kata Menteri Keuangan Kanada Chrystia Freeland.

G20 terdiri dari Amerika Serikat (AS), Afrika Selatan (Afsel), Arab Saudi, Argentina, Australia, Brasil, India, Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, Meksiko, Republik Korea, Rusia, Perancis, China, Turki, Uni Eropa dan termasuk Indonesia. Tahun ini RI menjadi pemimpinnya dan diberi gelar presidensi G20.

Meski demikian, ada pula beberapa yang mendukung keberadaan Rusia. Sebut saja China dan Brasil.

Puncak KTT G20 sendiri akan digelar di Bali, Oktober. Sebelumnya dikabarkan Presiden Rusia Vladimir Putin akan hadir.


(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Inflasi Inggris Betah di Level Tinggi Pada Mei 2025