
Baru 3 Bulan, Impor Minyak Mentah RI Tembus Rp 26 T

Jakarta, CNBC Indonesia - Impor minyak mentah pada Januari-Maret 2022 tercatat mencapai US$ 1,81 miliar atau sekitar Rp 25,9 triliun (asumsi kurs Rp 14.300 per US$).
Nilai impor selama kuartal I 2022 ini naik 21,5% dibandingkan periode yang sama 2021 yang tercatat sebesar US$ 1,49 miliar.
Jumlah tersebut berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) RI, dikutip Kamis (21/04/2022).
Meski dari sisi nilai impor melonjak, namun ternyata dari sisi volume impor minyak mentah pada kuartal I 2022 ini mengalami penurunan secara tahunan (year on year/ yoy).
Dari sisi volume, impor minyak mentah selama Januari-Maret 2022 tercatat mencapai 2,85 juta ton, turun 19% dari periode yang sama 2021 sebesar 3,53 juta ton.
Adapun impor minyak mentah pada Maret 2022 ini menurun 18% menjadi 959 ribu ton dari 1,18 juta ton pada Februari 2022. Sementara bila dibandingkan Maret 2021, impor minyak mentah pada Maret 2022 ini turun lebih besar lagi. Pasalnya, impor minyak mentah pada Maret 2021 tercatat mencapai 1,58 juta ton.
Belum ada penjelasan lengkap mengapa impor minyak mentah pada kuartal I 2022, terutama Maret 2022 ini mengalami penurunan. Namun, bila merujuk pada kapasitas pengolahan minyak nasional, salah satu kilang minyak di dalam negeri saat ini tengah menjalani pemeliharaan total skala besar, sehingga kilang berhenti beroperasi.
Kilang minyak yang tengah mengalami perawatan tersebut yaitu Kilang Balongan di Indramayu, Jawa Barat, yang dioperasikan PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), Subholding Refinery & Petrochemical Pertamina.
Kilang Balongan berhenti total selama masa pemeliharaan sejak awal Maret hingga akhir April 2022 mendatang. Akibatnya, kebutuhan minyak mentah dalam negeri pasti akan berkurang.
Adapun kapasitas Kilang Balongan mampu mengolah minyak mentah sebanyak 125 ribu barel per hari (bph). Kilang Balongan ini memproduksi produk olahan termasuk bensin (gasoline), Solar (gasoil), avtur dan polypropylene. Setelah dilakukan pengembangan kapasitas kilang, kilang ini ditargetkan mampu mengolah 150 ribu bph minyak mentah.
Sementara dari sisi produksi minyak mentah nasional, produksi terangkut (lifting) minyak dan gas bumi Indonesia hingga Februari 2022 masih di bawah target yang telah ditentukan di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2022.
Hingga Februari 2022, realisasi lifting minyak RI tercatat hanya sebesar 610,67 ribu barel per hari (bph) atau sekitar 87% dari target APBN 2022 sebesar 703 ribu bph.
Sementara lifting gas tercatat 969,05 ribu barel setara minyak per hari (boepd), lebih rendah dari target 1,036 juta boepd tahun ini.
Hal tersebut dikemukakan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers APBN Kita, Rabu (20/04/2022).
Sri Mulyani menyebut, lifting minyak di Januari 2022 tercatat 572,77 ribu bph, menurun dibandingkan Desember 2021. Sementara untuk lifting gas di Januari tercatat mencapai 981,57 ribu boepd.
Namun demikian, menurutnya rendahnya lifting migas ini masih terbantu oleh lonjakan harga minyak dunia atau harga minyak mentah Indonesia (ICP), sehingga penerimaan negara masih tinggi.
"Dari sisi lifting lebih rendah dari asumsi APBN, tapi penerimaan dari sisi nominal baik karena harga ICP kita adalah rata-rata Desember-Februari itu US$ 84,9 atau US$ 85 per barel," ungkap Sri Mulyani.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bukan Cuma Harga, Impor Minyak RI Bisa Meroket Gegara Ini
