Alamak, Impor BBM Q1 2022 Meroket Tembus Rp 79 T!

Lidya Julita S., CNBC Indonesia
20 April 2022 15:30
Kilang
Foto: Edward Ricardo

Jakarta, CNBC Indonesia - Data Badan Pusat Statistik (BPS) RI menunjukkan bahwa impor hasil minyak atau Bahan Bakar Minyak (BBM) RI selama Januari-Maret 2022 ini tercatat mencapai US$ 5,51 miliar atau sekitar Rp 78,8 triliun (asumsi kurs Rp 14.300 per US$), melonjak 97% dari periode yang sama 2021 lalu sebesar US$ 2,79 miliar.

Dari sisi volume, impor BBM selama kuartal I 2022 ini tercatat "hanya" naik 23% menjadi 6,29 juta ton dari 5,11 juta ton pada kuartal I 2021. Artinya, lonjakan nilai impor jauh lebih besar dibandingkan kenaikan dari sisi volume impor.

Adapun salah satu penyebabnya karena meningkatnya harga minyak mentah Indonesia (ICP). Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), ICP rata-rata Januari-Maret 2022 tercatat mencapai US$ 98,4 per barel, jauh lebih tinggi dibandingkan ICP rata-rata pada kuartal I 2021 yang "hanya" US$ 59,01 per barel.

Realisasi ICP selama kuartal I 2022 ini juga sudah jauh di atas asumsi yang ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2022 sebesar US$ 63 per barel.

Adapun dari impor BBM tersebut, impor terbesar masih berasal dari jenis bensin seperti bensin Premium (RON 88) dan di atasnya yakni Pertamax (RON 92). Pada kuartal I 2022, nilai impor bensin ini mencapai US$ 3,53 miliar, naik 91% dari kuartal I 2021 yang sebesar US$ 1,85 miliar.

Adapun dari sisi volume, impor bensin Premium dan Pertamax pada kuartal I 2022 ini tercatat mencapai 3,88 juta ton, naik dari 3,38 juta ton pada periode yang sama 2021.

Volume impor terbesar berasal dari Pertamax atau bensin dengan nilai oktan 90 hingga 97 dengan jumlah 2,92 juta ton, dan bensin Premium 926 ribu ton pada kuartal I 2022 ini.

Sementara untuk impor bahan bakar pesawat, baik aviation gasoline (avgas) dan aviation turbine (avtur) pada kuartal I 2022 ini tercatat sebesar US$ 622,1 ribu, naik dari US$ 207,3 ribu pada kuartal I 2021. Adapun impor tersebut masih berasal dari avgas sebesar 391,3 ton selama Januari-Maret 2022, sementara impor avtur masih nihil alias nol.

Untuk impor bahan bakar diesel tercatat mencapai US$ 1,13 miliar, melonjak dari US$ 373,4 juta pada kuartal I 2021. Salah satunya juga dipicu karena lonjakan volume impor bahan bakar diesel menjadi 1,44 juta ton dari 779,9 ribu ton pada kuartal I 2021.

Adapun impor bahan bakar diesel terbesar untuk High Speed Diesel (HSD) yakni mencapai 1,23 juta ton, lalu minyak bakar 213,7 ribu ton, dan diesel lain 3,4 ton pada kuartal I 2022.

Sedangkan untuk impor hasil minyak lainnya tercatat sebesar US$ 843,5 juta, naik dari US$ 573,4 juta pada kuartal I 2021.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article BPH Migas Tunggu Arahan Pemerintah 'Suntik Mati' BBM Premium

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular