Target Jokowi 2023: Ekonomi Tumbuh 5,9%, Kemiskinan Jadi 7,5%
Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menyusun rencana kerja tahun 2023 yang berisi target dan sasaran perekonomian hingga pembangunan di tahun depan. Salah satunya adalah tingkat kemiskinan.
Tingkat kemiskinan Indonesia yang mengalami kenaikan akibat pandemi Covid-19 diharapkan bisa kembali turun di tahun depan. Setidaknya bisa mencapai level 8,5% atau lebih rendah lagi hingga 7,5%.
Dari data Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat kemiskinan Indonesia pada September 2021 sebesar 9,71%. Angka ini turun 0,43% dibandingkan Maret 2021.
"Untuk tahun 2023, tingkat kemiskinan mudah-mudahan kita bisa tekan ke 7,5%-8,5%," ujar Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa dalam rakornas pembangunan, Kamis (21/4/2022).
Tak hanya kemiskinan, pemerintah juga berharap tingkat pengangguran terbuka bisa turun ke level 5,3%-6% di tahun 2023. Saat ini tingkat pengangguran terbuka Indonesia hingga Agustus 2021 sebesar 6,49%.
Sasaran pembangunan lainnya adalah tingkat rasio gini yang diharapkan bisa turun ke level 0,375-0,378 pada tahun depan. Serta Indeks Pembangunan Manusia menuju ke level 73,31-73,49.
Pemerintah juga berencana untuk menurunkan emisi gas rumah kaca menjadi 27,02%. Tentunya yang tidak ketinggalan adalah ingin mengembalikan pertumbuhan ekonomi Indonesia ke level 5% pada tahun depan.
"2023, pertumbuhan ekonomi direncanakan 5,3%-5,9%," jelasnya.
Untuk mendorong perekonomian bisa tumbuh di atas 5% maka perlu mendorong sisi konsumsi di kisaran 5%, investasi kisaran 6% serta ekspor bisa ke level 6%-7%.
"Konsumsi masyarakat diharapkan bisa tumbuh 5,2%-5,4%, mengingat sudah adanya peningkatan aktivitas masyarakat dalam peralihan dari masa pandemi ke endemi dan mudah-mudahan kembali ke normal," pungkasnya.
(mij/mij)