Ini Dia Masalah Laten Produksi Minyak RI Gak Naik-Naik

Pratama Guitarra, CNBC Indonesia
20 April 2022 17:45
Foto: skkmigas.go.id
Foto: skkmigas.go.id

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia saat ini tengah mengalami masalah laten dalam produksi minyak dan gas bumi (migas). Dalam beberapa tahun, Indonesia mengalami penurunan produksi atau sampai 2021 produksi minyak Indonesia hanya mencapai 660 ribu barel per hari. 

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan gas Bumi (SKK Migas) berharap pemerintah memberikan solusi berupa insentif perubahan fiskal untuk bisa meningkatkan investasi di RI yang berefek pada meningkatnya produksi.

Deputi Perencanaan SKK Migas, Benny Lubiantara menyatakan, untuk meningkatkan produksi, bahwa pihak Indonesia harus memberikan sinyal bagaimana investasi di Indonesia ini lebih menarik ketimbang dengan negara-negara lain.

Indonesia sendiri memiliki target 1 Juta barel minyak per hari (bph) dan 12 miliar standar kaki kubik gas per hari (bscfd) pada tahun 2030. Benny bilang, bukan soal cadangan produksinya di Indonesia melainkan keekonomisan dalam melakukan produksi.

"Kalo tidak ekonomis investor tidak akan memproduksikan. Unfortunately, economics-nya tidak terlalu bagus, kalo tidak kasih insentif gak dikerjakan. Kenapa butuh insentif? Kita ada fiskal sebelumnya bagi hasil gak terlalu menarik karena di tempat lain lebih menarik dan lebih responsif," ungkap Benny.

Ia juga mengatakan, bahwa kemudahan berusaha di Indonesia lebih sulit ketimbang di negara-negara tetangga lainnya. Kebanyakan para investor harus berurusan banyak dengan regional dan lainnya.

"Di penawaran blok baru ada perubahan yang baik, memang masalahnya kita berubah, negara tetangga juga berubah, ini masalahnya juga. Jadi ada kompetisi, kita gak bisa berhenti jangan sampai tidak improve. Kemudahan berusaha di Indonesia agak lebih sulit dibandingkan negara lain, urusan banyak dengan regional dan lainnya,' tandas Benny.

Praktisi Migas Senior sekaligus Mantan Gubernur Indonesia untuk OPEC, Widhyawan Prawiraatmaja menyatakan, bahwa untuk meningkatkan produksi migas dalam negeri, Indonesia memiliki segudang pekerjaan rumah (PR). Diantaranya adalah persoalan kemudahan berinvestasi.

Dia berharap, di tengah tingginya harga minyak mentah dunia ini, Indonesia bisa mengoptimalkan daya tarik investasi migas pada tahun-tahun ke depan.

"Investasi migas ini adalah investasi jangka panjang, jadi investor harus memiliki keyakinan dalam melaksanakan kegiatan usahanya, untuk itulah UU Migas menjadi solusi untuk menarik investasi migas ke Indonesia," ujar dia.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Duh RI, Harga Minyak Meroket Tapi Ngga Ngefek ke Produksi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular