
Harga Jagung Naik, Siap-siap Ayam & Telur Bakal Mahal

Jakarta, CNBC Indonesia - Tak hanya energi, dampak konflik Rusia dan Ukraina meluas. Kali ini sumber pangan ikut-ikutan terdampak. Harga jagung dunia melambung sentuh harga tertinggi sejak sembilan tahun lalu.
Pada Rabu (20/4/2022) pukul 13.43 WIB harga jagung dunia tercatat US$ 8/gantang, rekor tertinggi sejak September 2012. sepanjang tahun 2022 harga jagung dunia melambung 25,82% (year to date/ytd).
Rusia dan Ukraina merupakan salah satu lumbung pangan dunia. Ukraina adalah pengekspor utama gandum dan barang-barang lainnya, seperti minyak bunga matahari.
Sementara Rusia adalah produsen utama gandum. Rusia juga mengimpor banyak bahan kimia yang digunakan dalam produksi pupuk.
Selain perang, komoditas pertanian mengalami beberapa tekanan harga akibat gangguan rantai pasokan dan biaya transportasi yang tinggi. Ini juga dipengaruhi oleh kekeringan di Amerika Serikat (AS) bagian barat dan juga bagian lainnya. Akibatnya pasokan jagung di AS baru mencapai 4% dari keseluruhan lahan yang ada.
Dampaknya pun terasa ke neraca dagang Indonesia sebagai importir bersih jagung. Nilai impor jagung Indonesia pada Januari 2022 senilai US$ 11,83 juta atau setara Rp 169,2 miliar. Terbang 98% year-on-year (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun 2021.
Namun, laju pertumbuhan volume impor jagung Indonesia tidak setinggi nilainya. Volume impor jagung pada Januari 2022 tercatat 32,6 ribu ton, hanya naik 3% yoy pada periode yang sama tahun 2022. Artinya, biaya impor jagung semakin mahal dan bisa menekan neraca dagang Indonesia dari sisi impor.
Harga jagung yang semakin mahal membebani para peternak ayam dan telur. Sebab jagung adalah komponen pakan ternak. Ketika harga jagung tinggi, harga pakan ternak pun turut melambung. Ujung-ujungnya kenaikan harga ayam potong dan telur.
Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) nasional mencatat, harga rata-rata daging ayam ras pada 5 April 2022 bertengger di Rp 37.400 per kg. Sementara harga telur ras tercatat Rp 25.950/kg. Harga keduanya mulai merangkak naik sejak Februari.
Harga ayam dan telur yang naik mampu mendorong inflasi. Ini karena keduanya memiliki bobot cukup besar terhadap inflasi sektor makanan, minuman, dan tembakau.
Daging ayam ras berperan terhadap 5,5% terhadap inflasi sektor makanan, minuman, dan tembakau dan 1,37% terhadap inflasi total. Ini membuatnya jadi jenis makanan yang memiliki bobot terbesar kedua setelah beras.
Sedangkan telur ayam ras memiliki bobot 2,8% terhadap inflasi kelompok dan 0,7% terhadap inflasi total.
Perlu diketahui, sektor makanan, minuman, dan tembakau memiliki bobot terbesar terhadap perhitungan inflasi secara nasional. Sehingga naiknya inflasi di sektor ini mampu mendongkrak inflasi nasional.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ras/ras)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tak Disangka, Penyebab Harga Daging Ayam Meledak karena Ini