Internasional

Mengapa Amerika Tak Kutuk Serangan Israel ke Palestina?

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
Rabu, 20/04/2022 11:55 WIB
Foto: REUTERS/AMMAR AWAD

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasukan Israel tiba-tiba menyerbu kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur pada Jumat (15/04/2022) subuh dini hari. Ketika itu  ribuan jemaah sedang berkumpul di masjid untuk salat subuh.

Akibatnya, setidaknya lebih dari 170 warga Palestina dikabarkan terluka dalam kekerasan. Ketika pasukan Israel menahan ratusan warga di tengah bulan Ramadan ini.


Video yang beredar online, menunjukkan polisi memukul sejumlah warga dengan pentungan, melemparkan gas air mata dan granat. Warga Palestina membalas dengan melempar batu.

Lainnya menunjukkan jamaah membarikade diri mereka di dalam masjid di tengah apa yang tampak seperti awan gas air mata. Insiden ini adalah kekerasan paling serius yang terjadi di tempat suci itu dalam hampir satu tahun terakhir.

Kekerasan yang terjadi di kompleks Masjid Al-Aqsa Yerusalem pun berbuntut panjang. Israel mendapatkan kecaman dari beberapa negara, termasuk Indonesia dan Malaysia.

Namun kecaman dilaporkan belum datang dari Amerika Serikat (AS) dan sekutunya, menimbulkan pertanyaan besar. Sebab, diketahui AS sangat mengutuk serangan Rusia ke Ukraina, tetapi tidak dengan serangan Israel ke Palestina.

Diketahui, AS memang dari awal sudah mendukung Israel. Pada 1948, mantan Presiden AS Harry Truman menjadi pemimpin dunia pertama yang mengakui Israel ketika didirikan pada tahun 1948.

"Ini terjadi tepat setelah Perang Dunia II, ketika Perang Dingin antara AS dan Uni Soviet mulai terbentuk," tulis Al Jazeera.

"Timur Tengah, dengan cadangan minyak dan jalur airnya yang strategis (kanal Terusan Suez) adalah medan pertempuran utama untuk pengaruh hegemonik negara adidaya. AS mengambil alih dari kekuatan Eropa yang sangat lemah sebagai broker kekuatan barat utama di Timur Tengah," tambahnya.

Ini sebagian berakar pada perang tahun 1967. Di mana Israel mengalahkan tentara Mesir, Suriah dan Yordania yang dipimpin dengan buruk dan menduduki sisa Palestina, serta beberapa wilayah dari Suriah dan Mesir.

Sejak itu, AS telah bertindak tegas untuk mendukung superioritas militer Israel di kawasan itu. Ini untuk mencegah tindakan permusuhan terhadapnya oleh negara-negara Arab.

Tetapi, meski negara AS masih mendukung Israel, semakin banyak orang Amerika yang panas dengan masalah Palestina. Setidaknya, ini terlihat dari survei tahunan yang dilakukan oleh Gallup.

Jajak pendapat Februari menemukan bahwa 25% orang Amerika lebih bersimpati dengan Palestina. Ini bertambah 2 poin persentase dari tahun sebelumnya dan enam poin persentase lebih tinggi dari 2018.

Hal sama juga terjadi untuk Otoritas Palestina. Ada kenaikan simpati, meningkat 7% poin dari tahun 2020, sebesar 30%.

Tapi Israel masih memegang kekuasaan yang jauh lebih besar di pengadilan opini publik AS. Jajak pendapat Gallup yang sama menemukan bahwa 58% orang Amerika lebih bersimpati dengan Israel, sementara 75% orang Amerika menilai Israel dengan baik.


(tfa/sef)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Presiden Trump Ancam Iran Jika Serang AS