
Putin Tiba-tiba Kirim Surat ke PM Israel, soal Palestina?

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Rusia Vladimir Putin mengirim surat kepada Perdana Menteri Israel Naftali Bennett. Ia meminta agar Bennett mengizinkan pengalihan kendali Gereja Saint Alexander Nevsky di Christian Quarter, Yerusalem Timur kepada Rusia.
Sergei Stepashin, mantan perdana menteri Rusia yang juga ketua Imperial Ortodoks Masyarakat Palestina, mengumumkan akhir pekan lalu. Stepashin adalah yang bertanggung jawab merawat situs suci Rusia di Israel.
"Moskow telah bekerja selama lima tahun terakhir agar kompleks itu dipindahkan ke kendalinya," kata Stepashin, seperti dikutip kantor berita Rusia Interfax, Rabu.
"Kami berjuang untuk kembalinya St. Alexander Nevsky, dan ini benar-benar sulit," katanya.
"Sebuah situasi muncul dengan Ukraina, dan Israel telah bertindak seperti yang diharapkan. Mencoba untuk menyenangkan semua orang di sana-sini."
Sementara sumber dari Israel, menurut laporan Haaretz, mengatakan bahwa Tel Aviv kini sedang menangani masalah tersebut. Namun sayangnya tak menjelaskan detil.
Seorang analis Rusia percaya bahwa Israel berhati-hati dalam menyerahkan properti itu saat ini. Apalagi karena Kremlin mendapat sanksi dari Barat sebagai akibat dari serangannya ke Ukraina.
Sebelumnya, Mantan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyetujui pemberian Alexander's Courtyard ke Rusia pada tahun 2020. Langkah itu dilihat sebagai isyarat niat baik setelah pembebasan Rusia atas Naama Issachar, warga negara Israel yang ditangkap pada 2019 setelah polisi menemukan sembilan gram ganja di tasnya selama persinggahan di sebuah bandara Moskow.
Sementara itu, kemarin, Putin tiba-tiba menghubungi Presiden Palestina Mahmoud Abbas. Ini terkait perkembangan perang yang terjadi antara Rusia dan Ukraina.
Namun bukan hanya itu, ini juga termasuk masalah yang dihadapi Palestina dengan Israel. Jumat lalu polisi Israel menyerang warga Palestina di komplek Masjid Al-Aqsa, menyebabkan bentrokan dan membuat 170 orang terluka.
"Kedua pemimpin mendiskusikan isu-isu terkait pemukiman di Timur Tengah pada konteks ketegangan yang meningkat di Tepi Barat dan di Yerusalem Timur," tulis keterangan dari situs resmi Kremlin.
"Mereka mengungkap harapan bahwa hal ini tidak berkembang menjadi konfrontasi besar antara Palestina dan Israel."
(tfa/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Putin Tiba-tiba Telepon Abbas, Ada Apa Rusia-Palestina?