Internasional

Putin Tiba-tiba Telepon Abbas, Ada Apa Rusia-Palestina?

Thea Fathanah Arbrar, CNBC Indonesia
31 December 2021 06:45
Russian President Vladimir Putin attends a cabinet meeting at the Novo-Ogaryovo residence outside Moscow, Russia, Tuesday, Aug. 11, 2020. Putin says that a coronavirus vaccine developed in the country has been registered for use and one of his daughters has already been inoculated. Speaking at a government meeting Tuesday, Aug. 11, 2020, Putin said that the vaccine has proven efficient during tests, offering a lasting immunity from the coronavirus. (Alexei Nikolsky, Sputnik, Kremlin Pool Photo via AP)
Foto: Vladimir Putin AP/Alexei Nikolsky

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemimpin Palestina, Presiden Mahmoud Abbas mengadakan percakapan via telepon dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Abbas, yang memimpin Tepi Barat, mengadukan sejumlah tindakan diskriminatif Israel ke wilayahnya.

Menurutnya ke Putin, Israel telah membangun pemukiman dengan cara merampas tanah, menghancurkan rumah dan melakukan aksi terorisme. Ini menjadi faktor kemarahan warga di Tepi Barat.



"Tindakan Israel yang berlanjut itulah yang menyebabkan 'ledakan' situasi," katanya dikutip kantor berita resmi WAFA, melansir AFP, Jumat (31/12/2021).

Ia pun mengatakan ke Putin soal bagaimana negara lain melihat penyelesaian difokuskan ke ekonomi semata dan keamanan. Padahal masalah ini tak bisa selesai dengan hal itu saja.

"Langkah-langkah ekonomi dan keamanan bukanlah pengganti jalur politik," tegasnya lagi.

Rusia sendiri masuk sebagai anggota Kuartet Timur Tengah, bersama PBB, Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa uituk memediasi konflik Israel dan Palestina. Wilayah Palestina khususnya sebagian Tepi Barat sudah diduduki Israel sesak 1967 dan memperuncing ketegangan.

Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan mencatat 410 serangan oleh pemukim Israel terhadap warga Palestina dalam 10 bulan pertama tahun 2021. Ini meningkat dibandingkan data 2020, dengan 358 serangan.

Menurut laporan tahunan tentara Israel, 100 serangan dilakukan pada tahun 2021 terhadap warga Israel di Tepi Barat yang diduduki. Ini juga naik dari 60, di tahun sebelumnya.

Perdana Menteri Israel Naftali Bennett, yang baru menjabat Juni, merupakan mantan pemimpin pemukim Israel yang menentang negara Palestina. Negosiasi antara Israel dan Palestina telah dibekukan selama bertahun-tahun.

Sementara itu mengutip Middle East Monitor Putin disebut setuju melihat masalah dari dua sisi. Tak hanya dari sisi Israel tapi Palestina.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tepi Barat Memanas! Tentara Israel Tewaskan 5 Warga Palestina

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular