2022, BI 'Ramal' CAD di 0,5-1,3% PDB
Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) mengubah proyeksi transaksi berjalan atau current account domestik. Transaksi berjalan diperkirakan kembali defisit, tetapi tidak sedalam perkiraan sebelumnya.
Pada 2021, transaksi berjalan Indonesia membukukan surplus 0,3% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Ini adalah surplus pertama sejak 2011.
Untuk 2022, MH Thamrin memperkirakan transaksi berjalan kembali defisit di kisaran 0,5-1,3% dari PDB. Lebih landai ketimbang perkiraan sebelumnya yakni 1,1-1,9 PDB%.
"Defisit transaksi berjalan diperkirakan rendah didukung oleh surplus neraca perdagangan sebesar US$ 9,3 miliar. Perkembangan ini didukung surplus neraca perdagangan non-migas sejalan dengan tingginya ekspor karena harga komoditas global, di tengah meningkatnya defisit neraca migas," papar Perry Warjiyo, Gubernur BI, dalam jumpa pers usai Rapat Dewan Gubernur (RDG) periode April 2022, Selasa (19/4/2022).
Ke depan, lanjut Perry, tingginya harga komoditas akan menopang neraca perdagangan untuk kemudian menstabilkan transaksi berjalan.
Di sisi transaksi modal dan finansial, tambah Perry, arus modal asing masih mengalir deras. Hingga 14 April 2022, Indonesia menikmati modal masuk bersih (net inflow) senilai US$ 0,8 miliar.
Dengan demikian, menurut Perry, Neraca Perdagangan Indonesia (NPI) bisa tetap surplus pada 2022. Tahun lalu, NPI tercatat surplus US$ 13,5 miliar.
"Neraca pembayaran akan surplus menopang ketahanan ekonomi Indonesia," ujarnya.
(aji/aji)