Ternyata! Ini yang Bikin Harga Daging Sapi Masih Mahal

Emir Yanwardhana, CNBC Indonesia
18 April 2022 14:10
Pasokan Terbatas, Harga Daging Masih Mahal di Ramadan (CNBC Indonesia TV)
Foto: Pasokan Terbatas, Harga Daging Masih Mahal di Ramadan (CNBC Indonesia TV)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga daging sapi di pasaran masih terpantau tinggi jelang Lbaran mencapai Rp150 ribu per kilogram. Selain harga daging sapi di tingkat impor yang tinggi, masalah pasokan juga menjadi kendala.

Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) mencatat, harga daging sapi kualitas-I naik Rp150 jadi Rp134.350 per kg, sedangkan kualitas-II bertengger di Rp124.650 per kg. Harga tersebut adalah rata-rata nasional per Senin, 18 April 2022.

Ketua Umum Asosiasi Pedagang Daging Indonesia, Asnawi mengatakan minimnya pasokan daging sapi siap potong di feedlot atau penggemukan dan peternak sapi rakyat, begitu juga persediaan di Bulog. Keadaan ini membuat harga daging sapi posisi tidak wajar.

"Stok tidak aman, stock opname untuk kebutuhan Jabodetabek itu hanya sebatas 24.100 ekor sementara kondisi kita kebutuhan lebih dari itu," kata Asnawi dalam Profit CNBC Indonesia, Senin (18/4/2022).

Selain itu dari proses distribusi sapi bakalan lokal juga realisasinya masih minim. Asnawi menerangkan target dari mobilisasi sapi bakalan dari sentra produksi yang mencapai 5.000 ekor realisasinya hanya di bawah 340 ekor.

"Bahkan realisasinya konon katanya di bawah 300," katanya.

Sementara dari data Kementerian Pertanian, lanjut Asnawi, juga masih terjadi defisit angka lebih 118.334 ton. artinya kondisi awal memang kondisi pasokan sudah minim.

Bongkar muat daging kerbau asal India di Terminal Mustika Alam Lestari, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (14/4/2022). (CNBC Indonesia/  Tri Susilo)Foto: Bongkar muat daging kerbau asal India di Terminal Mustika Alam Lestari, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (14/4/2022). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Bongkar muat daging kerbau asal India di Terminal Mustika Alam Lestari, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (14/4/2022). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo mengatakan kenaikan harga daging sapi dipicu dari naiknya harga sapi bakalan secara global.

"Dari Australia itu dulu US$ 2,6 per kilogram, naik jadi US$ 3,6 per kilogram kini menjadi US$ 4,2 per kilogram harganya di sentra Australia," kata Arief.

Namun dia menampik kabar kalau stok daging sapi minim. Menurut Arief ketersediaan daging bahan baku rendang ini masih relatif aman setidaknya ada 35 ribu ton sampai akhir April ini. Pihaknya juga sudah melakukan mobilisasi sapi bakalan dari sentra produksi ke Jakarta, juga melakukan percepatan untuk mendatangkan daging kerbau.

Arief menjelaskan kebutuhan daging sapi itu mencapai 720 ribu ton per tahun, per bulan mencapai 58 ribu ton. Sehingga setidaknya harus punya stok level mencapai 150 ribu ton selama 3 bulan.

"Dalam kondisi saat ini banyak pengusaha yang tidak mau ambil risiko (impor daging sapi) karena harga bergerak naik. Nggak semua berani impor harga tinggi. padahal memang kita secara teknis bahwa Australia ini dari recovery dari kekeringan dan kebakaran hutan. sehingga butuh alternatif dari negara lain," kata Arief.

Arief mengatakan pembukaan alternatif impor daging sapi selain dari Australia. Pihaknya sudah mempertimbangkan untuk mendatangkan daging sapi dari Brazil dan daging kerbau dari India.

"Kita memang tidak pro impor tapi untuk ketersediaan ketergantungan sapi kita 90% dari luar negeri," katanya.


(dce/dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga Daging di DKI Masih Tinggi, Susah Turun dari Rp165.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular