Segede Gaban! Neraca Dagang RI Surplus US$ 4,53 Miliar
Jakarta, CNBC Indonesia - Impor Indonesia tumbuh tinggi pada Maret 2022. Namun secara nominal, nilai impor masih lebih sedikit ketimbang impor sehingga neraca perdagangan Indonesia tetap surplus.
Pada Senin (18/4/2022), Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan nilai impor Indonesia bulan lalu adalah US$ 21,97 miliar. Tumbuh 32,02% dibandingkan Februari 2022 (month-to-month/mtm) dan 30,85% dibandingkan Maret 2021 (year-on-year/yoy).
Sebelumnya, BPS mengungkapkan nilai ekspor Maret 2022 adalah US$ 26,5 miliar. Dengan demikian, neraca perdagangan Indonesia membukukan surplus US$ 4,53 miliar.
Surplus ini adalah yang ketiga terbesar sepanjang sejarah Indonesia merdeka. Hanya kalah dari Oktober 2021 (US$ 5,74 miliar) dan Agustus 2021 (US$ 4,75 miliar).
Indonesia sudah membukukan surplus neraca perdagangan sejak April 2020, atau selama 23 bulan terakhir. Ini baru kali pertama terjadi di era pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Rekor surplus perdagangan tanpa putus kali terakhir terjadi pada Agustus 2008-Juni 2010 yang juga berlangsung selama 23 bulan. Kala itu Indonesia masih dipimpin oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan impor tumbuh 17,07% yoy. Sedangkan konsensus versi Reuters 'meramal' pertumbuhan impor di 18,3%.
Untuk neraca perdagangan, proyeksi CNBC Indonesia adalah surplus US$ 2,97 miliar. Sementara perkiraan Reuters adalah surplus US$ 2,89 miliar.
(aji/aji)