Racikan 'Pil Beracun' Twitter, Bisa Bunuh Mimpi Elon Musk!

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
16 April 2022 19:50
FILE PHOTO: A 3D-printed logo for Twitter is seen in this picture illustration made in Zenica, Bosnia and Herzegovina on January 26, 2016.  REUTERS/Dado Ruvic/Illustration/File Photo
Foto: Twitter (REUTERS/Dado Ruvic)

Jakarta, CNBC Indonesia - Dewan Direksi Twitter telah merancang rencana hak pemegang saham jangka terbatas yang disebut sebagai 'pil beracun'. Hal ini dilakukan untuk mempersulit miliarder kondang Elon Musk yang ingin mengakuisisi perusahaan itu.

Dalam sebuah rilis, Jumat (15/4/2022), rencana ini akan mempertahankan hak bagi pemegang saham Twitter selain Musk untuk memperoleh lebih banyak saham perusahaan dengan harga yang relatif murah.

Rencana ini akan bekerja bila Musk dan juga investor lain mengakuisisi 15% dari saham Twitter. Saat ini, Musk diketahui memiliki 9% saham dari perusahaan platform media sosial itu.

"Rencana Hak akan mengurangi kemungkinan bahwa entitas, orang, atau kelompok mana pun memperoleh kendali atas Twitter melalui akumulasi pasar terbuka tanpa membayar semua pemegang saham premi kontrol yang sesuai," kata perusahaan dalam pernyataannya seperti dilaporkan CNN International.

Hal ini pun sempat mengundang reaksi Musk. Pendiri Tesla dan SpaceX itu sempat mengomentari cuitan dan polling akun @BTC_Archive di Twitter yang menanyakan responden apa mereka setuju Musk membeli perusahaan itu. Mayoritas responden sendiri setuju dengan langkah itu.

"Terima kasih atas dukungannya!" tulis Musk sambil membagikan jajak pendapat yang mayoritas mendukungnya itu.

Musk juga mengkritisi langkah direksi ini. Menurutnya, seluruh keputusan terkait kepemilikan perusahaan harus ditetapkan oleh investor.

"Akan sangat tidak dapat dipertahankan untuk tidak mengajukan penawaran ini kepada suara pemegang saham. Mereka memiliki perusahaan, bukan dewan direksi," ujarnya menjawab pertanyaan Direktur Komunikasi Institut Claremont, Nick Short, terkait kemungkinan berbedanya keputusan direksi dan investor Twitter terkait rencana Musk.

Sebelumnya Musk pada Kamis menawarkan untuk mengakuisisi semua saham di Twitter yang bukan miliknya seharga US$ 54,20 per saham, dengan nilai total perusahaan sebesar US$ 41,4 miliar.

Nilai itu sendiri mewakili 38% premium dari harga penutupan pada 1 April lalu disaat hari Musk mengungkapkan bahwa ia telah menjadi pemegang saham terbesar Twitter, dan 18% premium dari harga penutupan Rabu.

Meski begitu, posisi Musk sebagai pemegang saham terbesar ini dengan cepat dikalahkan Vanguard Group, yang saat ini memegang 10,3% saham Twitter.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Petinggi Twitter Siapkan 'Peluru' Untuk Elon Musk

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular