Rusia & China Kuasai Luar Angkasa, Amerika Kalang Kabut

Linda Hasibuan, CNBC Indonesia
15 April 2022 14:40
This photo released by Xinhua News Agency shows a screen at Beijing Aerospace Control Center showing an astronaut stepping out of core module of the China's new space station in space on Sunday, July 4, 2021. Two astronauts made the first space walk on Sunday outside China's new orbital station to work on setting up a 15-meter (50-foot) long robotic arm. (Jin Liwang/Xinhua via AP)
Foto: Seorang astronot keluar dari modul inti stasiun ruang angkasa baru China di luar angkasa yang dilihat dari Beijing Aerospace Control Center, Minggu (4/7/2021). (Jin Liwang/Xinhua via AP)

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Intelijen Pertahanan Amerika Serikat atau Defense Intelligence Agency (DIA) melaporkan bahwa kemampuan luar angkasa China dan Rusia semakin menguat dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini sontak membuat Amerika Serikat kalang kabut.

Laporan berjudul "Tantangan terhadap Keamanan di Luar Angkasa" telah mensurvei program luar angkasa milik negara-negara musuh, termasuk Rusia, Cina, Korea Utara, dan Iran. Laporan tersebut menyoroti pertumbuhan dalam sistem orbit Rusia dan China serta upaya untuk mengatur kemampuan ruang militer mereka dengan lebih baik

Rusia dan China dicurigai berniat mengembangkan kekuatan untuk memperluas konflik di masa depan ke luar angkasa. 

"Bukti bahwa kedua negara berniat untuk melemahkan Amerika Serikat dan kepemimpinan sekutu dalam domain ruang angkasa dapat dilihat dalam pertumbuhan aset gabungan di orbit China dan Rusia, yang tumbuh sekitar 70% hanya dalam dua tahun," kata Petugas Intelijen DIA for Space and Counterspace, John Huth dari laman c4isrnet.

Adapun perluasan kemampuan itu mengikuti peningkatan gabungan kekuatan sebesar 200% antara 2015 dan 2018. Ini mencerminkan pengakuan kedua negara atas ketergantungan Amerika Serikat pada aset ruang angkasa dan perannya sebagai pemimpin dalam domain tersebut.

Laporan tersebut juga menyoroti kekhawatiran tentang ancaman puing-puing di orbit, yang menyatakan kemungkinan tabrakan antara "benda-benda terlantar yang besar" di orbit rendah Bumi semakin meningkat dan "akan terus meningkat hingga setidaknya 2030."

Ancaman itu diperparah oleh pengujian anti-satelit seperti uji coba ASAT Rusia pada November lalu.

"Bahkan jika pedoman internasional dan nasional dibuat mengikat secara hukum, ambang batas mitigasi dibuat lebih ketat, atau jika kepatuhan bahkan mendekati 100%, masih akan ada masalah puing-puing yang tangguh dari sisa-sisa 63 tahun pertama operasi ruang angkasa," kata laporan itu.


(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article AS Ketar-ketir, Sebut Rudal Hipersonik China-Rusia Lebih Maju

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular