Internasional

Putin Melunak, 'Sanksi' untuk Eropa Masih Setengah Hati

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
Kamis, 14/04/2022 19:49 WIB
Foto: AP/Dmitry Lovetsky

Jakarta, CNBC Indonesia - Kanselir Austria Karl Nehammer mengatakan Presiden Rusia Vladimir Putin mengizinkan negaranya mendapatkan pasokan gas dengan pembayaran mata uang euro. Hal ini disampaikan Putin selama pertemuan mereka pekan ini.

Nehammer mengatakan mereka mengadakan pembicaraan "sangat langsung, terbuka dan keras" mengenai serangan ke Ukraina dengan Putin di dekat kota Moskow pada Senin (11/4/2022).


Meski begitu, Nehammer tidak secara terbuka menyebutkan diskusi tentang keamanan pasokan gas Austria.

Sebagaimana dikutip oleh kantor berita Austria APA, yang dilansir Reuters, Nehammer menyatakan jika Putin mengatakan "bahwa pasokan gas terjamin dan Rusia akan mengirimkan jumlah yang disepakati secara kontrak dan pembayaran dapat terus dilakukan dalam euro."

Laporan APA sendiri mengutip Nehammer dalam wawancara dengan kantor berita Jerman DPA pada Rabu (13/4/2022).

Adapun, Austria mendapatkan 80% gas alamnya dari Rusia dan menentang embargo gas Uni Eropa langsung di Moskow, dengan alasan tidak mungkin untuk tiba-tiba beralih ke pemasok alternatif.

Komisi Eropa mengatakan mereka yang memiliki kontrak yang membutuhkan pembayaran dalam euro atau dolar harus mematuhi itu, yang menurut Nehammer akan dilakukan Austria.

Pada saat yang sama, Rusia tampaknya telah membuka pintu untuk melanjutkan pembayaran dalam mata uang euro.

Dua minggu lalu, Moskow memutuskan pembeli asing gas Rusia harus membuka rekening rubel di Gazprombank yang dikelola negara, yang tidak berada di bawah sanksi oleh banyak negara.

Oleh karena itu, pembeli gas Eropa dapat menyetor pembayaran dalam euro dan membiarkan Gazprombank membeli rubel atas nama mereka, solusi yang menurut Austria tampaknya memungkinkan pembayaran euro berkelanjutan.

Nehammer mengulangi penentangannya terhadap embargo dalam wawancara Rabu, yang mengatakan itu "akan berarti bahwa baik industri (Austria) dan rumah tangga akan menderita kerugian serius dari tidak terkirimnya gas itu".


(tfa/luc)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Prabowo Tiba di Rusia & Siap Kopdar Dengan Putin