Internasional

Awas, Perang Rusia vs Ukraina Bisa Jadi Rusia vs AS-NATO

sef, CNBC Indonesia
Kamis, 14/04/2022 16:30 WIB
Foto: Bendera NATO (REUTERS/File)

Jakarta, CNBC Indonesia - Perang Rusia dan Ukraina masih terjadi. Hingga kini, belum ada penyelesaian konflik dari kedua negara yang berujung gencatan sejata.

Melebarnya perang juga menjadi ancaman lain. Kekhawatiran itu muncul usai Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov mengatakan pihaknya mempertimbangkan kendaraan AS dan NATO yang mengangkut senjata di wilayah Ukraina sebagai target.


"Kami memperingatkan bahwa kendaraan AS-NATO dengan senjata yang bergerak melintasi wilayah Ukraina akan dilihat oleh kami sebagai target militer yang sah," tegasya merujuk kendaraan AS dan NATO ketika diwawancarai TASS, dikutip Newsweek, Kamis (14/4/2022).

"Kami akan membuat Amerika dan orang Barat lainnya memahami bahwa upaya untuk memperlambat 'operasi khusus' kami, untuk menimbulkan kerusakan maksimum ... akan ditekan dengan keras."

Pernyataan Ryabkov terjadi pascalaporan soal keberhasilan penggunaan drone pembunuh AS "switchblade" di Ukraina. Lembar fakta Gedung Putih pada pertengahan Maret memang merinci bahwa Paman Sam akan memberi Ukraina jutaan amunisi selain pertahanan udara.

Tidak jelas bagaimana kendaraan apa yang digunakan AS dan NATO untuk mengirimkan senjata ke Ukraina. Tapi The Conversation menulis pada pertengahan Maret bahwa diyakini ada tempat-tempat pengiriman rahasia di sepanjang perbatasan Ukraina dengan negara NATO yang didistribusikan melalui konvoi.

Sementara itu, seorang rekan di Council on Foreign Relations Inggris, Thomas E. Graham mengatakan memang ada kekhawatiran Rusia mencoba memperluas perangnya. Namun dengan dalih, dipaksa oleh Barat.

"Intervensi militer Rusia di Ukraina dapat dengan mudah meningkat menjadi konflik yang lebih besar, yang membentang dari Baltik ke Laut Hitam dan lebih jauh ke barat ke Eropa," ujar Graham memperingatkan.

"Apa pun yang kurang akan dikecam ... Sementara Rusia tidak akan menyerah pada masalah yang dianggap vital bagi keamanan dan kemakmurannya."

Sebelumnya, BBC International juga sempat membuat tiga skenario bagaimana Rusia akan melibatkan AS dan NATO dalam perang dengan Ukraina. Pertama, jika rudal anti-kapal yang dipasok NATO ditembakkan pasukan Ukraina dan menghantam atau menenggelamkan kapal perang Rusia di lepas pantai Laut Hitam.

"Ini akan membuat Kremlin kehilangan hampir 100 pelaut dan puluhan marinir. Korban tewas sebesar ini dalam satu serangan belum pernah terjadi sebelumnya. Hal itu pasti akan membuat Putin berada di bawah tekanan untuk merespons," tulis media itu.

Kedua, jika serangan rudal strategis Rusia menargetkan konvoi pasokan perangkat keras militer yang menyeberang dari negara NATO ke Ukraina. Misalnya Polandia atau Slovakia.

"Jika korban berjatuhan di sisi perbatasan NATO, ini berpotensi memicu penggunaan Pasal 5 konstitusi pakta pertahanan itu. Seluruh negara aliansi akan terjun langsung menyerang Rusia," tulisnya lagi.

Terakhir, jika penggunaan gas kimia beracun benar dilakukan Rusia. Ini seperti yang terjadi di Ghouta, Suriah.

"Jika itu ditemukan dengan sengaja dan disebabkan oleh pasukan Rusia, maka NATO akan berkewajiban untuk menanggapi," kata analisa BBC.

Rusia telah menyerang Ukraina sejak 24 Februari. Hingga kini PBB mencatat 1.500 lebih warga tewas, meski diyakini jumlah di lapangan jauh lebih banyak.

Serangan Rusia Ukraina juga menyebabkan masalah pada sektor pangan dan energi. Keduanya merupakan lumbung makanan dan Moskow adalah pengeskpor minyak dunia.


(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Sekjen NATO Beri Sinyal Perang