Internasional

Perang Rusia Ukraina Benar Makan Korban India, Ini Buktinya

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
14 April 2022 08:50
Indian Prime Minister Narendra Modi and chief of India's ruling Bharatiya Janata Party (BJP) Amit Shah, greet each other before releasing their party's election manifesto for the April/May general election in New Delhi, India, April 8, 2019. REUTERS/Adnan Abidi   TPX IMAGES OF THE DAY
Foto: Perdana Menteri India Narendra Modi dan ketua Partai Bharatiya Janata (BJP) yang berkuasa di India, Amit Shah, saling menyapa. (REUTERS / Adnan Abidi)

Jakarta, CNBC Indonesia - India menjadi "korban" terbaru dari perang Rusia dan Ukraina. Peperangan membuat Negeri Hindustan harus membeli minyak dari supplier baru akibat tekanan Barat agar tidak membeli minyak dari Moskow.

Dalam laporan Economic Times of India, kilang minyak terbesar negara itu, Indian Oil Corporation (IOC), membeli 4 juta barel minyak mentah melalui tender dari Abu Dhabi dan Afrika Barat. Ini dilakukan setelah IOC tidak lagi diizinkan mendapatkan minyak mentah dari wilayah Ural, Rusia.

"Pembelian kontrak oleh Indian Oil Corporation mengikuti keputusan mendadak oleh perusahaan untuk mengecualikan beberapa jenis minyak mentah belerang tinggi terutama, minyak mentah Ural Rusia," laporan media itu dikutip Kamis, (14/4/2022).

Pengumuman IOC ini terjadi satu hari setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan Perdana Menteri India Narendra Modi mengadakan pertemuan virtual. Dalam pertemuan itu, Biden meminta Modi untuk menghentikan pembelian minyak Rusia di masa depan.

AS sendiri diketahui cukup khawatir dengan sikap New Delhi terkait serangan Rusia ke Ukraina. India tak menerapkan sanksi bagi Moskow dan juga abstain dalam forum PBB terkait serangan ini.

Bahkan, India baru-baru ini juga membeli sistem pertahanan udara Rusia. Analis pertahanan mengatakan pasokan Rusia, dianggap India, lebih kompetitif dari segi biaya dan vital bagi untuk menghadapi militer China yang unggul.

India juga melakukan pembelian minyak Rusia, setidaknya 13 juta barel sejak negeri itu menyerang Ukraina. Padahal, langkah itu, secara teoritis data menyebabkan sanksi dari AS.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rusia-Ukraina Perang, India Menang Banyak

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular