Baju Baru, Alhamdulillah... Industri Tekstil Bergairah!

Maesaroh, CNBC Indonesia
14 April 2022 08:05
Pengunjung berbelanja di Pasar Tanah Abang, Jakarta, Kamis (6/1/2022). Pengelola Blok A Pasar Tanah Abang Jakarta Heri Supriyatna mengatakan pasarnya sudah mulai menggeliat dan terdapat peningkatan transaksi dagang sejak awal Desember 2021 sebesar 75-80 persen jika dibandingkan pada Desember 2020, karena dipengaruhi pelonggaran kebijakan PPKM serta momen mendekati bulan Ramadhan dan Lebaran tahun 2022. Dilokasi menurut Zaki (37) yang berjualan di Blok B Lt. Los F
Foto: Pengunjung berbelanja di Pasar Tanah Abang, Jakarta, Kamis (6/1/2022). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pelonggaran mobilitas dan pemulihan ekonomi membuat industri tekstil menggeliat pada Ramadan tahun ini.

Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Jemmy Kartiwa Sastraatmaja mengatakan permintaan terhadap industri tekstil meningkat 30% pada Ramadan 2022 dibandingkan tahun lalu. Peningkatan terutama terjadi di sektor pakaian jadi baik skala industri maupun industri kecil menengah (IKM).

"Peningkatan cukup tinggi terutama di sektor pakaian jadi. Dibandingkan menjelang Lebaran tahun lalu peningkatan di atas 30%," tutur Jemmy, kepada CNBC Indonesia.

Sebagai mana diketahui, industri tekstil dan pakaian jadi terbagi tiga yakni hulu (upstream), sektor industri antara (midstream), dan sektor industri hilir (downstream). Sektor industri hulu (upstream) merupakan sektor yang memproduksi serat dan benang.

Sektor industri antara (midstream) adalah industri yang memproduksi kain serta downstream yang memproduksi barang-barang jadi yang dikonsumsi masyarakat termasuk garmen yang mengolah kain jadi menjadi pakaian jadi baik kain rajut maupun kain tenun.

Pertumbuhan infdustri pakaian jadi dan tekstilSumber: Kementerian Perindustrian

Salah satu produsen yang menikmati peningkatan permintaan adalah Mardiyah, pengusaha mukena dan pengelola Mukena Batik Omah Colet. Dia menuturkan pemulihan ekonomi dan pelonggaran mobilitas pada Ramadan tahun ini sudah kembali menggairahkan bisnisnya.

"Dari omzet sudah sangat lumayan. Barang yang diproduksi juga cepat keluar dan terjual. Analoginya kalau dalam kondisi normal omzet 100 dan pas pandemi 40 sekarang sudah di level 60-70. Alhamdulillah," tutur Mardiyah, kepada CNBC Indonesia.

Mardiyah menjelaskan dengan penjualan yang semakin membaik, dia juga bisa kembali mempekerjakan orang dengan lebih banyak. "Lebaran 2020 masih awal pandemi jadi penjualan masih lumayan normal tapi tahun kedua pandemi (2021) berat banget. Sekarang arus keluar barang sangat cepat," terangnya.

Sebagai catatan, Ramadan tahun 2020 jatuh pada 24 April atau hanya sebulan setelah Covid-19 menjadi pandemi global.

Merujuk pada data Kementerian Perindustrian, dampak pandemi Covid-19 sejak kuartal II-2020, menyebabkan anjloknya utilisasi pada banyak pabrik di industri tekstil dan pakaian jadi hingga 30%. Penurunan daya beli serta pembatasan mobilitas yang sangat ketat menjadi penyebab ambruknya industri tekstil selama 2020. Pada tahun tersebut, industri tekstil terkontraksi 2,52% padahal pada tahun 2019 tumbuh 4,34%.

Kondisi industri tekstil dan pakaian jadi mulai membaik sejak kuartal III tahun lalu dan semakin menggeliat menjelang Ramadhan. Direktur Tekstil, Kulit, dan Alas Kaki Kementerian Perindustrian Elis Masitoh mengatakan utilisasi industri tekstil meningkat tajam di bulan April.

"Dari sisi produksi utilisasi untuk bulan April, industri tekstil mencapai 70% sementara industri garmen 85%," ujar Elis, kepada CNBC Indonesia.

Secara tradisi, Ramadan menjadi puncak konsumsi masyarakat Indonesia seiring melonjaknya permintaan barang dan jasa. Tidak hanya makanan, konsumsi akan pakaian jadi juga meningkat pada Ramadhan dan Lebaran mengingat adanya tradisi memakai baju baru saat Lebaran.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan konsumsi pakaian, alas kaki, dan jasa perawatannya akan melonjak tajam pada kuartal-kuartal berlangsungnya Ramadan. Pada 2021, konsumsi pakaian, alas kaki, dan jasa perawatannya pada kuartal II atau saat ada periode Ramadan mencapai 1,66% sementara pada kuartal I dan II terkontraksi (tumbuh negatif). Konsumsi pada kelompok pengeluaran tersebut baru tumbuh positif di kuartal IV.


Membaiknya permintaan akan pakaian jadi untuk Ramadhan tahun ini juga sudah diperkirakan Sekretaris Jenderal Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filamen Indonesia (APSyFI) Redma Gita Wirawasta. Redma mengatakan dibandingkan dua tahun lalu, permintaan akan benang untuk baju lebaran jauh membaik untuk tahun ini.

"Dari hulu bagus, demand bagus. Cuma kita masih was-was kalau kemarin impor benar-benar dikendalikan. UKM nya pun sangat confident untuk produksi tetapi masih khawatir serbuan impor," tutur Redma kepada CNBC Indonesia.

Meningkatnya penjualan setidaknya tercermin dari tingginya kunjungan masyarakat ke pusat grosir dan penjualan pakaian jadi Pasar Tanah Abang. Pengelola Pasar Tanah Abang Hery Supriyatna mengatakan jumlah pengunjung Pasar Tanah Abang pada awal Maret sudah mencapai 25-30 ribu orang.

Hery mengatakan kunjungan ke Pasar Tanah Abang biasanya memang melonjak sebulan sebelum puasa dan pekan kedua Ramadan. Tahun ini bulan Ramadan jatuh di awal April. Jumlah kunjungan tersebut sudah jauh lebih baik dibandingkan periode sebulan sebelum Ramadan 2020 dan 2021.

Hery mengatakan dengan perkiraan pengeluaran pengunjung rata-rata sebesar Rp 1,5 juta maka omzet harian di tanah abang bisa mencapai Rp 45 miliar.

Survei Bank Indonesia memperkirakan penjualan eceran pada Mei dan Agustus tahun ini meningkat tajam. Indeks Ekspektasi Penjualan Mei dan Agustus masing-masing tercatat 157,8 dan 155,1. Bandingkan dengan 151,8 dan 143,1 yang tercatat pada bulan sebelumnya.

Peningkatan di bulan Mei didorong perayaan Idul Fitri sementara pada Agustus didukung cuaca dan banyaknya program diskon pada perayaan Hari Kemerdekaan RI. Seperti diketahui, Hari Raya Idul Fitri tahun ini diperkirakan jatuh pada 2 Mei.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(mae/mae)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Warning! Ada Kabar Tekstil China Cs Mau Serbu RI

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular