Internasional

Sudah 48 Hari, Ini 6 Fakta Terbaru Perang Rusia-Ukraina

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
13 April 2022 08:55
Kota Borodyan hancur setelah serangan Rusia. (REUTERS/GLEB GARANICH)
Foto: Kota Borodyan hancur setelah serangan Rusia. (REUTERS/GLEB GARANICH)

Jakarta, CNBC Indonesia - Rusia masih melancarkan serangannya ke Ukraina. Saat ini, tentara Moskow dilaporkan sudah mulai berfokus ke wilayah Timur negeri jirannya itu.

Rusia menarik fokus pasukan dari Ukraina Tengah ke Ukraina Timur tepatnya wilayah Luhansk dan Donetsk. Keduanya merupakan wilayah yang dianggap Kremlin sebagai wilayah yang lepas dari kedaulatan territorial Kyiv.

Citra satelit Maxar juga menunjukkan bagaimana konvoi tentara Rusia merapat ke wilayah itu. Konvoi yang terdiri dari truk militer, senjata hingga tank-tank dilaporkan memiliki panjang 12,8 kilometer (km).

Berikut perkembangan terbaru yang dirangkum CNBC Indonesia, Rabu (13/4/2022) pagi:

1. Putin Sebut Perang tak Akan Berakhir

Presiden Rusia Vladimir Putin memberi peringatan terbaru soal perang Rusia dan Ukraina. Ia bersumpah serangan yang dilancarkan ke tetangganya itu tak akan berakhir.

Hal itu ditegaskannya, di sela-sela konferensi pers kunjungan sekutunya pemimpin Belarusia, Alexander Lukashenko, Selasa (12/4/2022) waktu setempat. Ia pun mengatakan pembicaraan damai telah menemui jalan buntu.

"Sekarang, persyaratan keamanan dan masalah pengaturan hubungan di Krimea, Sevastopol dan Donbas dikeluarkan dari ruang lingkup perjanjian ini," katanya, dikutip CNN International, kemarin.

"Artinya, kami kembali ke jalan buntu untuk diri sendiri dan untuk semua," lanjutnya. "(Rusia) tidak akan menghentikan operasi militer di Ukraina sampai Moskow berhasil."

Sebagai tanggapan, seorang penasihat presiden untuk Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa "negosiasi sangat sulit". Tetapi ia menegaskan hal itu terus berjalan.

"Jelas bahwa delegasi Ukraina bekerja secara eksklusif dalam kerangka yang pro-Ukraina dan transparan. Juga jelas bahwa pihak Rusia menganut taktik tradisional tekanan publik pada proses negosiasi, termasuk melalui pernyataan publik tertentu," ujar penasihat kepala kantor Presiden Ukraina, Mykhailo Podolyak.

2. Ukraina Buat 'F-Bomb'

Ukrposhta, layanan pos Ukraina, mengumumkan membuat "bom" untuk melemahkan Rusia dan menaikkan semangat pejuang Ukraina. Selasa, mereka telah mengeluarkan perangko dengan slogan yang diartikan dalam bahasa Inggris sebagai "Russian Warship, Go F**k Yourself!"

Slogan ini sendiri dipopulerkan oleh seorang penjaga pantai Ukraina bernama Roman Hrybov. Roman mengatakan hal itu saat kapal perang Rusia berusaha mendekati Pulau Ular, yang merupakan wilayah Ukraina di tengah-tengah Laut Hitam.

3. Saling Serang Infrastruktur Penting

Peretas terkait militer Rusia dilaporkan menargetkan perusahaan listrik Ukraina. Pejabat pemerintah Ukraina dan penyelidik swasta mengatakan mereka telah berusaha untuk menyusup ke gardu listrik Ukraina dan menyebarkan kode berbahaya yang mampu memutus aliran listrik.

Penyelidikan ini sendiri dirilis tak lama setelah Kyiv melakukan serangan ke sebuah gudang amunisi di wilayah Luhansk yang dikuasai kelompok separatis pro-Rusia. Hal ini dilaporkan oleh Kepala Administrasi Militer Regional Luhansk, Serhii Haidai.

4. Rusia Pakai Senjata Kimia?

Hal ini disampaikan dalam bentuk pesan Telegram yang diposting oleh Resimen Azov, bagian ultra-nasionalis dari Garda Nasional Ukraina. Mereka menyebut senjata ini diluncurkan di wilayah Mariupol.

Mariupol sendiri merupakan kota yang cukup dekat dengan Luhansk, Donetsk, serta Krimea. Ketiganya saat ini berada dalam kendali Moskow.

"Rusia menggunakan zat beracun yang tidak diketahui asalnya," terang kelompok itu.

Saat ini dugaan penggunaan senjata kimia itu sedang didalami oleh Inggris dan Amerika Serikat (AS). Washington mengatakan jika Rusia diketahui telah menggunakan senjata kimia, itu akan mewakili eskalasi besar konflik dan menghadirkan tantangan langsung bagi NATO untuk bertindak.

"Kami mengetahui laporan media sosial yang mengklaim pasukan Rusia mengerahkan amunisi kimia potensial di Mariupol, Ukraina. Kami tidak dapat mengonfirmasi saat ini dan akan terus memantau situasi dengan cermat," ujar Sekretaris Pers Pentagon, John Kirby.

Halaman 2>>

5. Biden Sebut Lagi Putin Pelaku Genosida

Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden kembali menyebut Presiden Rusia Vladimir Putin dan Rusia pelaku genosida di Ukraina. Ini ia katakan di sela-sela kunjungan ke Des Moines, kota di Iowa, AS.

"Saya menyebutnya genosida karena semakin jelas bahwa Putin hanya mencoba untuk menghapus bahkan sekedar gagasan menjadi orang Ukraina," katanya dikutip CNN International dan CNBC.

"Buktinya pun semakin banyak ... Secara harfiah hal-hal mengerikan telah dilakukan Rusia di Ukraina."

Ia pun berujar tak sepantasnya negara-negara mendukung Rusia. Termasuk membeli sumber energi seperti gas atau minyak ke negara itu.

"Anggaran keluarga Anda, kemampuan Anda untuk mengisi tangki (bahan bakar) Anda ... tidak satu pun dari itu harus bergantung pada apakah seorang diktator menyatakan perang dan melakukan genosida di belahan dunia lain," tegasnya lagi.

Tudingan genosida ke Putin sebelumnya juga dikatakan Biden 5 April. Namun ini buru-buru diperjelas pembantunya.

"Kami telah melihat kekejaman, kami telah melihat kejahatan perang, kami belum melihat tingkat perampasan sistematis kehidupan rakyat Ukraina meningkat ke tingkat genosida," kata Penasihat Keamanan Nasional AS, Jake Sullivan.

"Menurut pendapat saya, label itu kurang penting daripada fakta bahwa tindakan ini kejam dan kriminal dan salah dan jahat dan perlu ditanggapi dengan tegas," tambahnya.

6. Pemimpin Muslim Chechnya Bela Putin

Pemimpin Chechnya, Ramzan Kadyrov, kembali membela Putin. Ia mengatakan tidak akan membiarkan Pemerintahan Zelensky, terus berkuasa.

Menurutnya Ukraina telah disokong Barat. Di mana ia menyebut Presiden Biden sebagai manusia tapi berprilaku setan.

Di kesempatan yang sama, ia pun menyanjung Putin. Bahkan kata dia, Putin harus diberi Nobel Perdamaian.

"Kami tidak akan berhenti sampai tercapai kedamaian di seluruh dunia yang berdasarkan pada nilai-nilai suci bagi semua orang! Panglima tertinggi kami, Presiden Rusia Vladimir Putin, selalu berdiri demi perdamaian dan melawan peperangan," ujarnya dalam siaran pers Kedutaan Besar Rusia yang diterima CNBC Indonesia.

"Oleh karena itu, beliau layak dianugerahi Penghargaan Nobel Perdamaian. Semua roh jahat, yang merupakan pembunuh dan teroris, gagal membuatnya terlihat buruk," katanya lagi.

Checnya sendiri adalah republik di federasi Rusia. Beribu kota di Grozny, Checnya memiliki 95% penduduk Muslim dan sisanya kristen ortodoks.

Pasukan Chechnya Rusia memang dikirim untuk membantu Rusia ke Ukraina. Perang Rusia dan Ukraina diyakini Bank Dunia akan membuat kontraksi pada ekonomi kedua negara, masing-masing 11 dan 45%.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular