
Mengungkap Misi "Pasukan" Facebook Putin, Siapa Mereka?

Pengguna Aktif
Pemeriksaan lebih dekat dari beberapa admin grup menunjukkan beberapa aktivitas yang tidak biasa.
Salah satunya bernama Marine, yang mengatakan lokasinya di Suriah, menggunakan tiga akun terpisah untuk memberikan dukungan bagi presiden. Tiga akunnya, dalam bahasa Arab, mengunggah konten pada waktu yang sama setiap hari.
Admin lain, Victoria dari Kamboja, telah mendorong penyebaran konten dalam kelompok bahasa Khmer. Sejak 4 Februari, postingannya telah menghasilkan lebih dari 34.000 reaksi dan telah dibagikan lebih dari 4.000 kali.
Ada juga Marine dan Victoria yang bersama-sama menjalankan halaman Facebook berbahasa Khmer.
Polanya sama, konten dibagikan secara luas di berbagai grup. Misalnya, akun lain yang terdaftar berlokasi di Bulgaria mengunggah gambar Putin yang sama 12 kali dalam waktu beberapa menit.
Adapun, BBC mencoba menghubungi sejumlah orang di balik akun-akun tersebut untuk berkomentar. Namun, hampir semuanya tak digubris.
Ada satu orang di Kenya yang dipanggil Raj dan ada di sejumlah grup itu, termasuk menggunakan nama "Putin" di belakang namanya di Facebook, mau menjawab panggilan telepon yang dilayangkan.
Dalam percakapan singkat, dia menyebut Putin sebagai pemimpin hebat, tetapi dia mengatakan tidak ingin membahas perang. Pertanyaan lebih lanjut terkait minatnya terhadap Rusia pun tidak dijawab.
Sementara itu, Hasmik dari Armenia, mengatakan dia seorang jurnalis dan sekarang membantu menjalankan enam grup pro-Putin. Dia mengaku menjalankan grup Facebook itu dengan sukarela dan tidak dibayar oleh siapapun.
Terkait Langsung dengan Rusia?
Menurut laporan BBC, sulit untuk mengumpulkan motivasi dari orang-orang di balik akun tersebut. Tidak ada hubungan yang jelas dengan pemerintah Rusia dan tidak seperti kampanye disinformasi Rusia yang terkenal lainnya. Dalam kata lain jaringannya cenderung acak dan orang-orang yang terlibat juga sejatinya tidak terlalu tertutup akan niat mereka.
Seperti diketahui, banyak orang di seluruh dunia tertarik pada Putin dan pandangannya yang anti-Barat tentang dunia.
Meskipun demikian, tetap ada kemungkinan beberapa grup itu memiliki hubungan dengan otoritas Rusia atau elemen pro-Putin di dalam Rusia.
Sementara itu, pihak Facebook, yang mengatakan memiliki kebijakan terhadap akun palsu, telah menangguhkan sejumlah akun berdasarkan informasi dari laporan dan penyelidikan mereka sendiri.
"Kami terus mengambil tindakan tegas untuk mencegah penyebaran misinformasi terkait krisis di Ukraina," kata juru bicara perusahaan induk Facebook, Meta.
(luc/luc)