Internasional

Terungkap! Negara Ini Diam-diam Selundupkan Senjata ke Rusia

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
12 April 2022 15:10
A service member of pro-Russian troops in uniform without insignia is seen at the weapons depot during Ukraine-Russia conflict near Marinka, in the Donetsk Region, Ukraine March 22, 2022. REUTERS/Alexander Ermochenko
Foto: REUTERS/ALEXANDER ERMOCHENKO

Jakarta, CNBC Indonesia - Selama serangannya ke Ukraina, Rusia rupanya menerima amunisi dan perangkat keras militer dari Irak dengan bantuan jaringan penyelundupan senjata Iran.

Informasi ini diketahui melalui anggota milisi Irak yang didukung Iran dan dinas intelijen regional yang mengetahui proses tersebut.

Menurut laporan The Guardian, Iran telah membantu mengirim rudal RPG dan anti-tank, serta sistem peluncur roket rancangan Brasil. Ini telah dikirim ke Rusia dari Irak saat kampanye Moskow tersendat pada bulan lalu.

Sistem rudal Bavar 373 buatan Iran yang mirip dengan S-300 Rusia juga telah disumbangkan ke Moskow oleh pihak berwenang di Teheran, yang juga mengembalikan S-300. Ini diketahui menurut sumber yang membantu mengatur transportasi senjata tersebut.

RPG (granat berpeluncur roket) dan rudal anti-tank milik Hashd al-Shaabi, payung milisi Syiah paling kuat, diangkut ke Iran melalui penyeberangan perbatasan Salamja pada 26 Maret. Ini diterima oleh militer Iran dan dibawa ke Rusia melalui laut, menurut seorang komandan cabang milisi yang mengontrol penyeberangan.

Menurut sebuah sumber di dalam organisasi tersebut, Hashd al-Shaabi juga membongkar dan mengirimkan dua sistem peluncur roket Astros II yang dirancang Brasil ke Iran pada 1 April. Senjata ini dikenal di Irak sebagai versi yang dibuat dengan lisensi Sajil-60.

"Kami tidak peduli ke mana senjata berat itu pergi (karena kami tidak membutuhkannya saat ini)," kata salah satu sumber Hashd al-Shaabi. "Apa pun yang anti-AS membuat kami bahagia."

Tiga kapal kargo yang mampu membawa muatan seperti itu, dua berbendera Rusia dan satu berbendera Iran, melintasi Laut Kaspia dari pelabuhan Bandar Anzali Iran ke Astrakhan, sebuah kota Rusia di delta Volga.

Adapun, menggunakan dunia bawah perdagangan senjata menandakan perubahan dramatis dalam strategi Rusia. Kini Moskow dipaksa untuk bersandar pada Iran, sekutu militernya di Suriah, menyusul sanksi baru yang dipicu oleh serangannya ke Ukraina.

Perkembangan tersebut juga berimplikasi besar terhadap arah dan volume perdagangan dalam bisnis perdagangan senjata internasional.

Penyeludupan ini terjadi karena adanya sanksi ekonomi ekstensif yang dikenakan di Moskow oleh negara-negara barat sejak serangannya pada 24 Februari lalu.

Sanksi termasuk larangan barang-barang penggunaan ganda, barang-barang dengan tujuan sipil dan militer, seperti suku cadang untuk kendaraan dan jenis elektronik dan perangkat optik tertentu, serta item dengan kegunaan militer.

Sementara itu, pabrikan Rusia dilaporkan sangat terpukul oleh pembatasan baru. Ukraina mengatakan bahwa pabrik kendaraan lapis baja utama Rusia, serta pabrik traktor, telah kehabisan suku cadang untuk membuat dan memperbaiki tank.


(tfa/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sosok Moqtada Sadr, Ulama Irak yang Pengikutnya Ditembak Mati

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular