Gaduh! Ternyata Pemerintah Kedodoran Hadapi Gejolak Pangan
Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah disebut masih kedodoran dalam menangani gejolak pangan di dalam negeri. Sementara itu, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyebutkan kondisi pangan saat ini tak sedang baik-baik saja.
Untuk itu, Direktur Riset Center Of Reform On Economics (Core) Indonesia Piter Abdullah mengatakan, dibutuhkan kebijakan yang matang saat terjadi gejolak harga di pasar. Karena itu, kata dia, pemerintah seharusnya tidak ngotot menahan laju kenaikan harga yang terjadi secara serentak akibat hukum ekonomi.
"Kondisi saat ini memang tak baik-baik saja, tapi masih manageable. Banyak faktor yang memicu kenaikan harga dimana secara historis harga memang naik saat Ramadan. Tapi, Ramadan saat ini juga berbeda dengan tahun lalu, mobilitas lebih longgar," kata Piter kepada CNBC Indonesia, Selasa (12/4/2022).
Di sisi lain, lanjut dia, perang Ukrain-Rusia memicu eskalasi kenaikan harga pangan global. Menambah ketidakpastian dan tekanan bagi rantai pasok global yang sedang terjadi.
"Karena itu, seharusnya, ketika terjadi gejolak, pemerintah harus fokus pada ketersediaan barang. Sejauh ini, kebijakan pemerintah masih ada beberapa yang kedodoran. Seperti di minyak goreng yang maju mundur karena persiapan tidak matang dan seperti kata Presiden, akibat komunikasi yang sangat buruk. Semoga saja dengan kebijakan terakhir ini tidak lagi terjadi kelangkaan," kata Piter.
Pemerintah, lanjut dia, seharusnya fokus menjaga ketersediaan di pasar. Agar tidak memicu kegaduhan akibat minimnya pasokan.
"Jika produksi dalam negeri kurang, buka saja keran impor. Karena bagaimana pun, hukum alam nggak bisa dilawan. Saat harga-harga naik ditekan, yang terjadi adalah perlawanan pasar, penimbunan, penyelundupan, yang pada akhirnya terjadi kelangkaan barang, kegagalan pasar. Ini yang harus jadi fokus pemerintah, yakinkan suplai di pasar terjaga," kata Piter.
Pada saat bersamaan, lanjut dia, pemerintah harus fokus melindungi masyarakat dengan daya beli terbatas.
"Kan banyak program bantuan pemerintah, mulai dari skema BLT hingga subsidi upah. Yang bisa dilakukan untuk melindungi masyarakat bawah menghadapi kenaikan harga," kata Piter.
Stok Normal
Pekan kedua masa puasa tahun 2022, harga-harga bahan pangan penting dilaporkan melandai. Setelah melonjak tinggi di pekan awal Ramadan.
Sekjen Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) Reynaldi Sarijowan mengatakan, harga-harga pangan memang biasanya akan melandai di pekan kedua Ramadan. Seiring dengan meredanya permintaan, berbeda saat di pekan pertama terjadi euforia permintaan.
Menurut Reynaldi, stok komoditas pangan di pasar dilaporkan normal, kecuali untuk minyak goreng (migor) curah dan gula yang membutuhkan perhatian khusus.
(dce/dce)