RI Siap Gandeng China-Kanada Garap Harta Karun Super Langka

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
12 April 2022 10:50
Logam Tanah Jarang
Foto: Logam Tanah Jarang

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah terus berupaya memanfaatkan potensi dari mineral Logam Tanah Jarang (LTJ) atau rare earth elements (RRE). Bahkan, negara melalui Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT Timah Tbk (TINS) telah menggandeng perusahaan asal Kanada untuk pengembangan teknologi pengolahan monasit yang akan diekstraksi menjadi LTJ.

Direktur Utama PT Timah Achmad Ardianto menjelaskan bahwa ketersediaan teknologi menjadi tantangan tersendiri dalam pemanfaatan LTJ di dalam negeri. Oleh sebab itu, perusahaan telah menandatangani kesepakatan kerja sama dengan Canada Rare Earth Corporation untuk mencari teknologi pengolahan monasit dengan kapasitas 1.000 ton per tahun.

"Ini G to G, pendekatannya di-endorse oleh Kedutaan Kanada untuk mencari teknologi yang bisa scale down ke 1.000 ton. Mudah-mudahan ini tahapan dari proyek ini bisa tuntas, sehingga akhir tahun bisa go," ujarnya dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VII, Senin (11/4/2022).

Achmad mengatakan, jika kerja sama dengan Kanada nantinya belum membuahkan hasil, maka perusahaan bakal mencari pihak penyedia teknologi lainnya. Setidaknya opsi yang paling gampang dalam mendapatkan teknologi yang sudah terbukti yaitu ke China.

Namun demikian, Achmad menyadari bahwa opsi itu tidak memungkinkan. Pasalnya, China sangat tertutup sekali mengenai teknologi untuk pengolahan dan pemanfaatan LTJ.

"China mau mengeluarkan tapi itu teknologi yang sudah lama, yang terkini tak dilepas, jadi mungkin bukan pilihan yang terbaik buat kita," katanya.

Selain teknologi, faktor penting selanjutnya dalam proses pemanfaatan LTJ di tanah air adalah pasar. Tanpa adanya pasar yang dapat menyerap produksi dari olahan LTJ ini hasilnya juga akan sama saja.

"Yang menjadi penting adalah market reserve-nya ke mana barang ini bisa dijual, kita bisa produksi tapi tak ada yg menyerap sama aja. market ini harapannya dalam negeri sehingga itu bisa diwujudkan," kata Achmad.

Lantas, berapa potensi LTJ Indonesia dan di mana saja lokasinya? Simak di halaman berikutnya..

Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara (Dirjen Minerba) Kementerian ESDM, Ridwan Djamaluddin mengatakan, bahwa saat ini tahapan eksplorasi LTJ di Indonesia masih terbatas, sehingga dari potensi yang ada, baru mendapat indikasi LTJ di tujuh lokasi.

"Kemudian kita tahu keterdapatannya di sembilan lokasi dan sudah terpetakan sumber daya di delapan lokasi. Delapan lokasi ini pun baru dilakukan eksplorasi awal, sehingga secara umum kita masih terbatas," ungkap Ridwan dalam RDP dengan Komisi VII DPR, Senin (11/4/2022).

Dalam catatannya, Logam Tanah Jarang tersebar di beberapa daerah di Indonesia, salah satunya yaitu Provinsi Sumatera Utara sebanyak 19.917 ton. Kemudian, di Provinsi Bangka Belitung, dengan jumlah LTJ berupa monasit sebanyak 186.663 ton, lalu senotim sebanyak 20.734 ton. Adapun di Kalimantan Barat terdapat sebanyak LTJ Laterit 219 ton dan Sulawesi Tengah LTJ Laterit 443 ton.

"Sejak 2021 kami sudah lakukan eksplorasi awal kegiatan teknis seperti pemetaan dengan hasil estimasi sumber daya di Blok Kepodang, Bangka Selatan pada area potensi seluas 255 hektar dengan total volume 35 ribu ton lebih LTJ," ungkap Ridwan.

Kemudian pada tahun 2022 ini, kata Ridwan, pihaknya telah meningkatkan kegiatan eksplorasi dari yang tahap awal menjadi tahapan detail di Bangka Belitung dan akan menambah kegiatan eksplorasi lagi di wilayah Mamuju dan Konawe pada tahun 2024.

"Harapannya kita lakukan eksplorasi detail di Ketapang Sibolga, Papua. Ini tahapan awal untuk memperoleh pemanfaatan dari LTJ. Adapun dari Provinsi Bangka Belitung Fokus kita di Bangka Selatan, luasnya 255 hektar dengan keterdapatan sumber daya 35.627. Ini hasil eksplorasi kita," ucapnya.

Ridwan pun memperkirakan Logam Tanah Jarang di Indonesia baru bisa dikembangkan pada 2032 atau 10 tahun lagi.

Dia menyebut, pihaknya akan fokus terhadap estimasi sumber daya, cadangan dan inventarisasi LTJ dari hasil pengolahan. Sementara untuk bagian hilir, maka Kementerian ESDM akan menyerahkannya kepada Kementerian Perindustrian.

Oleh sebab itu, Ridwan berharap adanya harmonisasi antar dua Kementerian ini ke depannya, terutama terkait dengan pengembangan industri LTJ di Indonesia.

"Strategi kami eksploitasi banyak dilakukan di beberapa tempat di Bangka, Sulawesi, Papua Barat untuk melakukan inventarisasi dan eksploitasi 10 tahun ke depan," tandasnya.

Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (Dirjen ILMATE) Kementerian Perindustrian Taufiek Bawazier membeberkan bahwa LTJ mempunyai posisi yang cukup strategis saat ini. Mengingat, logam langka ini mempunyai peran besar dalam memenuhi kebutuhan teknologi industri.

Dia menjelaskan bahwa magnet yang ada di logam tanah jarang (LTJ) mempunyai peran penting dalam pengembangan green teknologi dan lainnya. Bahkan untuk proses pembuatan Pesawat F 35 misalnya, kebutuhan LTJ yang diperlukan mencapai 417 kg.

"Untuk pertahanan Pesawat F 35 membutuhkan LTJ 417 kg, jadi seperti magnet-magnetnya. Nah itu masih dikuasai oleh China 62% produksinya memang faktanya cadangannya banyak di sana. Tidak mudah teknologinya kita dapatkan," ujar Taufiek dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VII, Senin (11/4/2022).

Oleh sebab itu, mengingat harta karun super langka ini mempunyai segudang manfaat bagi keberlangsungan industri. Maka, pihaknya mendukung adanya pengembangan Logam Tanah Jarang, salah satunya dengan menyiapkan road map pengembangan LTJ.

"Karena kami lihatnya ini sangat strategis, untuk pertahanan, untuk green teknologi dan ini sudah kita mapping dan kami akan memasukkan regulasinya secara Instruksi Presiden (INPRES)," katanya.

Seperti diketahui, Logam tanah jarang (LTJ) ini merupakan salah satu dari mineral strategis dan termasuk "critical mineral" yang terdiri dari 17 unsur, antara lain scandium (Sc), lanthanum (La), cerium (Ce), praseodymium (Pr), neodymium (Nd), promethium (Pm), samarium (Sm), europium (Eu), gadolinium (Gd), terbium (Tb), dysprosium (Dy), holmium (Ho), erbium (Er), thulium (Tm), ytterbium (Yb), lutetium (Lu) dan yttrium (Y).

Berdasarkan buku "Potensi Logam Tanah Jarang di Indonesia" Badan Geologi Kementerian ESDM pada 2019, cadangan logam tanah jarang terbesar dunia terdapat di China. Selain penyimpan logam tanah jarang terbesar di dunia, China juga merupakan produsen LTJ terbesar di dunia.

Tak ayal, bila harga jual dari logam tanah jarang tersebut menggunakan indeks mata uang China, yuan. Adapun salah satu logam tanah jarang yang dijual di pasar yaitu neodymium (Nd).

Mengutip tradingeconomics, neodymium adalah bahan magnet permanen terkuat yang pernah ditemukan. Ini banyak digunakan di mikrofon, pengeras suara profesional, headphone, hard disk komputer, kendaraan listrik, dan juga generator. Ini adalah mineral tanah jarang yang sebagian besar diekstraksi di China, Amerika Serikat, Brazil, India, Sri Lanka, dan Australia.

Adapun harga neodymium bisa mencapai miliaran per ton.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular