RI Siap Gandeng China-Kanada Garap Harta Karun Super Langka

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
12 April 2022 10:50
Rare earth element atau yang juga dikenal dengan sebutan logam tanah jarang (LTJ) . (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Rare earth element atau yang juga dikenal dengan sebutan logam tanah jarang (LTJ) . (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara (Dirjen Minerba) Kementerian ESDM, Ridwan Djamaluddin mengatakan, bahwa saat ini tahapan eksplorasi LTJ di Indonesia masih terbatas, sehingga dari potensi yang ada, baru mendapat indikasi LTJ di tujuh lokasi.

"Kemudian kita tahu keterdapatannya di sembilan lokasi dan sudah terpetakan sumber daya di delapan lokasi. Delapan lokasi ini pun baru dilakukan eksplorasi awal, sehingga secara umum kita masih terbatas," ungkap Ridwan dalam RDP dengan Komisi VII DPR, Senin (11/4/2022).

Dalam catatannya, Logam Tanah Jarang tersebar di beberapa daerah di Indonesia, salah satunya yaitu Provinsi Sumatera Utara sebanyak 19.917 ton. Kemudian, di Provinsi Bangka Belitung, dengan jumlah LTJ berupa monasit sebanyak 186.663 ton, lalu senotim sebanyak 20.734 ton. Adapun di Kalimantan Barat terdapat sebanyak LTJ Laterit 219 ton dan Sulawesi Tengah LTJ Laterit 443 ton.

"Sejak 2021 kami sudah lakukan eksplorasi awal kegiatan teknis seperti pemetaan dengan hasil estimasi sumber daya di Blok Kepodang, Bangka Selatan pada area potensi seluas 255 hektar dengan total volume 35 ribu ton lebih LTJ," ungkap Ridwan.

Kemudian pada tahun 2022 ini, kata Ridwan, pihaknya telah meningkatkan kegiatan eksplorasi dari yang tahap awal menjadi tahapan detail di Bangka Belitung dan akan menambah kegiatan eksplorasi lagi di wilayah Mamuju dan Konawe pada tahun 2024.

"Harapannya kita lakukan eksplorasi detail di Ketapang Sibolga, Papua. Ini tahapan awal untuk memperoleh pemanfaatan dari LTJ. Adapun dari Provinsi Bangka Belitung Fokus kita di Bangka Selatan, luasnya 255 hektar dengan keterdapatan sumber daya 35.627. Ini hasil eksplorasi kita," ucapnya.

Ridwan pun memperkirakan Logam Tanah Jarang di Indonesia baru bisa dikembangkan pada 2032 atau 10 tahun lagi.

Dia menyebut, pihaknya akan fokus terhadap estimasi sumber daya, cadangan dan inventarisasi LTJ dari hasil pengolahan. Sementara untuk bagian hilir, maka Kementerian ESDM akan menyerahkannya kepada Kementerian Perindustrian.

Oleh sebab itu, Ridwan berharap adanya harmonisasi antar dua Kementerian ini ke depannya, terutama terkait dengan pengembangan industri LTJ di Indonesia.

"Strategi kami eksploitasi banyak dilakukan di beberapa tempat di Bangka, Sulawesi, Papua Barat untuk melakukan inventarisasi dan eksploitasi 10 tahun ke depan," tandasnya.

(wia)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular