DPR Panggil Mentan Tanya Stok Pangan, Aman?

Emir Yanwardhana, CNBC Indonesia
Senin, 11/04/2022 11:27 WIB
Foto: Rapat Kerja Komisi IV DPR dengan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (Tangkapan Layar Youtube DPR RI)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menjelaskan pasokan 12 bahan pokok diprediksi masih terpantau aman jelang Lebaran. Pemenuhan barang itu mulai dari produksi dalam negeri maupun impor.

"Ketersediaan pangan berdasarkan prognosa neraca 12 komoditas meliputi beras, jagung, bawang merah, dan lain lain relatif aman dan dapat dipenuhi dari produksi dalam negeri," kata Syahrul, dalam Rapat Kerja bersama Komisi IV DPR RI, Senin (11/4/2022).

Dari paparannya komoditas seperti beras pasokannya sampai bulan Mei mencapai 9,8 juta ton dari kebutuhan bulanan yang hanya 2,5 juta ton, begitu juga dengan Jagung masih tersedia 3,1 juta ton dari kebutuhan bulanan 1,3 juta ton. Dimana bisa dipenuhi dari produksi dalam negeri.


Sama halnya dengan bawang merah, cabai besar, cabai rawit, daging ayam ras, telur ayam ras, hingga minyak goreng, dijelaskan dalam kondisi stok aman dengan pemenuhan dalam negeri. Sementara untuk komoditas seperti kedelai, bawang putih, daging sapi, sampai gula konsumsi masih dibutuhkan impor untuk

"Namun kedelai, bawang putih, sapi dan gula konsumsi selain produksi dalam negeri juga dari importasi prinsipnya sampai Ramadhan dan Idul Fitri aman menurut kami dan sudah dilakukan validasi dan cek faktual di lapangan," kata Mentan.

Foto: Rapat Kerja Mentan dengan Komisi IV DPR RI, 11 April 2022. (Tangkapan Layar Youtube DPR)
Rapat Kerja Mentan dengan Komisi IV DPR RI, 11 April 2022. (Tangkapan Layar Youtube DPR)

Dimana importasi kedelai direncanakan mencapai 735 ribu ton, bawang putih 114 ribu ton, daging sapi 97 ribu ton, dan gula konsumsi 841 ribu ton.

Syahrul menjelaskan untuk harga komoditas yang rawan pergerakan seperti kedelai, bawang merah, hingga cabai sudah melakukan pendekatan antisipasi baik jangka pendek untuk bulan Ramadhan, hingga agenda jangka panjang.

Sebelumnya, Ketua Umum Komisi IV DPR RI Sudin dalam pembukaan rapat meminta penjelasan mengenai adanya data belum sinkron untuk capaian produksi komoditas pokok, sebagai salah satu agenda rapat.

"Komisi IV menilai hal itu mengakibatkan adanya kesalahan dalam pengambilan kebijakan khususnya bidang pertanian tidak tercapai hal itu dapat merugikan petani. Dibutuhkan sinkronisasi secara berkala," kata Sudin.


(dce/dce)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Jurus Bapanas Bikin Kopdes Untungkan Rakyat Bukan Elit Desa