Sederet Harta Karun RI Ini Bisa Kurangi Beban Subsidi BBM lho

Wilda Asmarini, CNBC Indonesia
Jumat, 08/04/2022 14:50 WIB
Foto: Infografis/ Perang Rusia Vs Ukraina Bikin Harta Karun RI 'Dikeroyok' Dunia/Aristya Rahadian

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah berencana untuk menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis bensin Pertalite (RON 90) dan juga Liquefied Petroleum Gas (LPG) subsidi tabung 3 kilo gram (kg).

Hal ini dipicu karena terus melonjaknya harga minyak mentah dunia, jauh di atas asumsi harga minyak mentah Indonesia (ICP). Harga minyak kini masih berada di atas US$ 100 per barel.

Meski kini harga minyak menurun di mana pada perdagangan Kamis (07/04/2022) waktu setempat (GMT), harga patokan minyak Brent turun 0,5% menjadi US$ 100,58 per barel dan jenis West Texas Intermediate (WTI) turun 0,6% menjadi US$ 96,03 per barel, namun ini masih jauh lebih tinggi dibandingkan asumsi ICP dalam APBN 2022 yang ditetapkan sebesar US$ 63 per barel.


Harga minyak bahkan telah mencapai rekor pada 8 Maret 2022 lalu dengan harga minyak Brent nyaris menyentuh US$ 128 per barel.

Lonjakan harga minyak mentah dunia ini juga akan berimbas pada harga energi di dalam negeri, khususnya BBM, terutama karena Indonesia merupakan negara pengimpor minyak atau net importir minyak.

Tak ayal, PT Pertamina (Persero) akhirnya memutuskan untuk menaikkan harga bensin non subsidi merek Pertamax (RON 92) menjadi Rp 12.500 - Rp 13.000 per liter pada 1 April 2022, dari sebelumnya Rp 9.000 - Rp 9.400 per liter.

Tak hanya sampai di Pertamax, pemerintah bahkan mengungkapkan ancang-ancang untuk menaikkan harga Pertalite dan juga LPG 3 kg.

Meski belum disebutkan kapan pastinya, namun Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan dan juga Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan bahwa pemerintah tengah mengkaji kenaikan harga Pertalite dan LPG 3 kg dan kalau pun dinaikkan, maka akan dilakukan secara bertahap.

Perlu diketahui, subsidi energi dalam APBN 2022 ditetapkan sebesar Rp 134,02 triliun, terdiri dari subsidi jenis BBM tertentu dan LPG Tabung 3 kilo gram (kg) sebesar Rp 77,54 triliun dan subsidi listrik sebesar Rp 56,47 triliun.

Lantas, apakah benar duit RI masih belum sanggup menutupi lonjakan harga minyak tersebut? Padahal, di sisi lain RI memiliki sejumlah 'harta karun' yang bisa berkontribusi mengurangi beban subsidi karena lonjakan harga minyak ini. Apalagi, 'harta karun' tersebut juga tengah mendapatkan keuntungan besar dari lonjakan harga komoditas dunia.

Apa saja 'harta karun' RI tersebut? Cek ke halaman berikutnya..


(wia)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Bahlil Sindir Negara Eropa Beli Batu Bara ke Indonesia

Pages