
Sederet Harta Karun RI Ini Bisa Kurangi Beban Subsidi BBM lho

3. Tembaga
Perang Rusia-Ukraina juga berdampak pada ekspor tembaga Rusia. Rusia merupakan salah satu eksportir tembaga terbesar di dunia. Mengutip situs News Metal, produksi logam tembaga Rusia berkontribusi sebesar 4% dari produksi tembaga dunia.
Menurut USGS, Rusia memproduksi 920 ribu ton tembaga pada 2021. Dari jumlah tersebut, sebanyak 406.841 ton tembaga diproduksi Nornickel. Tembaga produksi Rusia banyak diekspor ke Asia dan Eropa.
Lantas, apakah Indonesia berpotensi meraup peluang pasar tembaga tersebut?
Tembaga juga masuk daftar logam yang menguntungkan Indonesia. Pada kuartal I-2022, harga tembaga melonjak dan stabil bergerak di atas level US$ 10.000 per ton. Serangan Rusia di Ukraina membuat pelaku pasar panik berlebihan hingga mengukir harga tertinggi di US$ 10.674 per ton pada 4 Maret 2022.
Indonesia sendiri memiliki cadangan logam tembaga (Cu) sebesar 28 juta ton atau menguasai 3% dari total cadangan dunia yang mencapai 871 juta ton Cu, berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), mengolah data USGS 2020.
Perlu diketahui, smelter tembaga di Indonesia saat ini hanya terdapat dua smelter, yakni PT Smelting di Gresik, Jawa Timur yang merupakan smelter tembaga terbesar saat ini dan smelter PT Batutua Tembaga Raya di Maluku.
PT Smelting merupakan pabrik pengolahan dan pemurnian konsentrat tembaga berkapasitas pengolahan konsentrat tembaga sebesar 1 juta ton per tahun dan memproduksi sekitar 300 ribu ton katoda tembaga per tahunnya.
PT Smelting merupakan perusahaan patungan antara PT Freeport Indonesia dan Mitsubishi Materials Corporation (MMC).
Sementara smelter PT Batutua Tembaga Raya hanya memproduksi sekitar 25.000 ton katoda tembaga per tahun.
Berdasarkan data Direktorat Jenderal Mineral dan Batu Bara (Minerba) Kementerian ESDM, produksi katoda tembaga RI pada 2021 sebesar 289,5 ribu ton, naik dari 268,6 ribu ton pada 2020.
Pada 2022 ini, produksi katoda tembaga ditargetkan naik menjadi 291 ribu ton.
4. Timah
Indonesia juga diuntungkan dari lonjakan harga timah dunia. sepanjang kuartal pertama, harga timah menguat 8,3% menjadi US$ 42.415 per ton. Harga timah sempat mencapai harga tertinggi sepanjang masa di US$ 48.650 per ton pada 8 Maret 2022.
Berdasarkan data Peluang Investasi Timah Indonesia 2020, cadangan timah Indonesia merupakan terbesar ke-2 di dunia, yakni 17% dari total cadangan timah dunia, setelah China yang menguasai 23% cadangan timah dunia.
5. Emas
Indonesia tercatat sebagai pemilik cadangan emas terbesar kelima di dunia, setelah Australia, Rusia, Afrika Selatan, dan Amerika Serikat.
Berdasarkan data Booklet Emas yang dirilis Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) 2020, mengolah data USGS dan Metals Focus 2020, Australia merupakan pemilik cadangan emas terbesar dunia dengan jumlah 10.000 ton Au (emas) atau dengan porsi 20% dari total cadangan emas dunia yang mencapai 50.300 Ton Au (emas).
Menyusul Australia, Rusia merupakan pemilik cadangan emas terbesar kedua di dunia dengan porsi 11% dari total cadangan emas dunia atau sebesar 5.300 Ton, lalu Afrika Selatan dan Amerika Serikat masing-masing menguasai 6% cadangan emas dunia di mana Afrika Selatan memiliki 3.200 Ton dan AS 3.000 ton, lalu Indonesia menguasai 5% cadangan emas dunia.
Indonesia tercatat memiliki cadangan emas sebanyak 2.600 Ton Au.
Harga emas pun sempat diramal akan menyentuh level US$ 2.000 per ton.
"Permintaan emas masih banyak dan begitu banyak kekhawatiran yang membuat permintaannya naik. Bukan tidak mungkin emas akan menyentuh level US$ 2.000 lagi," tutur Miguel Perez-Santalla, Kepala Marketing dan Penjualan Trading di Heraeus Metal Management New York, seperti dikutip Reuters, Jumat (18/03/2022).
Pada Jumat (8/4/2022) pukul 06:20 WIB, harga emas dunia di pasar spot berada di US$ 1.931,68/troy ons. Melemah tipis 0,026% dari hari sebelumnya.
Harga emas sempat menguat 0,35% pada perdagangan Kamis (7/4/2022) dan ditutup di US$ 1932,17/troy ons.
(wia)[Gambas:Video CNBC]
