Good Bye Batu Bara Rusia, Eropa Tembak "Bom" Baru ke Putin
Jakarta, CNBC Indonesia - Uni Eropa (UE) memutuskan menyetujui embargo batu bara dari Rusia, Kamis (7/4/2022) waktu setempat. Aturan ini akan segera berlaku pertengahan Agustus 2022 ini.
Ini menjadi langkah baru dari paket sanksi ke-5 UE terhadap Rusia yang diusulkan Komisi Eropa pekan ini. Namun target penerapan sedikit mundur dari rencana awal di Juli, karena permintaan Jerman.
Mengutip Reuters, "bom" baru UE tersebut merupakan reaksi atas pembantaian yang disebut Barat dan Ukraina, dilakukan di Bucha. Setidaknya 300 mayat warga sipil ditemukan di kota yang tak jauh dari ibu kota Ukraina Kyiv, setelah tentara Rusia mundur dari wilayah itu.
Seorang diplomat mengatakan sebagian besar kontrak batu bara bersifat jangka pendek, tidak lebih dari 90 hari, meski ada yang satu tahun lebih. Skema ini diyakini akan memungkinkan sebagian besar dari kontrak diselesaikan tanpa perlu pembatalan, guna menghindari risiko hukum.
Eropa sendiri sendiri diketahui mengimpor 45% dari Rusia. Komisi Uni Eropa memperkirakan larangan batu bara dapat merugikan Rusia US$ 4,36 miliar per tahun karena pendapatan yang hilang.
Paket sanksi itu juga termasuk larangan ekspor ke Rusia terkait barang-barang teknologi tinggi. Ada pula tambahan pembekuan aset bank-bank Moskow.
Sebelumnya serangan ke Ukraina telah membuat UE memasukkan 200 nama warga Rusia ke daftar hitam. Terbaru dua putri Presiden Rusia Vladimir Putin juga dijatuhi sanksi.
"Rusia akan mengalami penurunan yang lama ke karena isolasi ekonomi, keuangan dan teknologi," kata Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen di Twitter.
Meski begitu, rencana Komisi Uni Eropa melarang pembelian batu bara asal Rusia telah menimbulkan kepanikan dari konsumen batu bara di Eropa. Pasalnya, mereka harus segera mencari alternatif pengganti pasokan batu bara Rusia tersebut dengan sumber lainnya, salah satunya Indonesia.
Sumber CNBC Indonesia di industri batu bara menyebut, sejumlah konsumen batu bara asal Eropa telah berbondong-bondong meminta pengiriman batu bara dari Indonesia. Bahkan, permintaan bukan hanya dari perusahaan, melainkan juga atas nama pemerintahnya.
Para pembeli batu bara asal Eropa ini bahkan tidak terlalu memusingkan harga.
"Mereka bahkan rela membeli di harga berapapun, yang penting pasokannya ada," ungkap sumber CNBC Indonesia yang enggan disebutkan namanya, dikutip Jumat (08/04/2022).
Menurutnya, ini terjadi karena para pembeli batu bara Eropa ini lebih mengutamakan ketersediaan pasokan dan keamanan energi untuk negaranya terlebih dahulu.
"Saya belum pernah melihat fenomena seperti ini sebelumnya di industri batu bara ini. Ini panic buying!" ungkapnya.
(sef/sef)