
Kasihan! Pedagang Kena Semprot Gegara Harga Daging 'Terbang'

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga daging di pasaran makin tinggi setelah memasuki bulan Ramadan. Pantauan CNBC Indonesia di Pasar Rakyat Tamansari Kabupaten Bogor, harga daging sapi sudah tembus Rp150 ribu/kg. Kondisi ini membuat ibu-ibu keberatan dan terlihat protes ke pedagang.
"Mahal amat, biasanya gak semahal ini, turunin dong. Rp110 ribu mereun," kata seorang ibu menawar harga daging sapi tersebut kepada pedagang.
Pedagang tentu menolak tawaran tersebut karena harga yang dibelinya sudah terlampau tinggi, yakni berada di harga Rp 130 ribu/Kg. Jika melepas dengan harga permintaan si Ibu tadi jelas pedagang akan merugi. Alhasil, kesepakatan pun tidak terjadi.
"Belum dapet, Bu, dari sananya mahal sekarang mah," tolak pedagang dengan halus.
Pedagang tersebut yakni Saiful menjelaskan kondisi itu sudah sering terjadi selama beberapa bulan terakhir, utamanya ketika harga daging terus melambung. Ia pun mengakui kerap mendapat protes Ibu-Ibu.
"Tau sendiri lah kalau ibu-ibu gimana kalau nawar, Cuma memang apa-apa juga naik ya, mungkin uangnya juga harus dibagi dengan yang lain," sebutnya kepada CNBC Indonesia, Rabu (6/4/22).
![]() Penjual daging sapi di Pasar Rakyat Tamansari, Bogor, Kamis (7/4/2022). (CNBC Indonesia/Ferry Sandi) |
Penyebab turunnya permintaan bukan hanya karena naiknya harga, melainkan juga menurunnya daya beli. Selain itu, kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan bahan bakar minyak (BBM) juga ikut memberikan andil.
Kondisi saat ini bahkan terasa lebih parah dibanding awal pandemic lalu. Sebagai pedagang Ia coba mencari informasi agar bisa mendapatkan harga yang lebih murah, misalnya menghubungi pedagang lain. Ada juga perkumpulan pedagang sapi dengan tujuan saling berbagi informasi dengan rekan sejawat.
"PSBB nggak ngaruh banget, tapi PPKM yang ngaruh, jeblok semua. Kita komunikasikan dengan pedagang lain, misal harga disini lebih murah ya kita kesana ke pemotong lain," sebutnya.
Kondisi serupa juga terjadi pada daging ayam, dimana kenaikan harganya membuat ibu-ibu ngamuk. Berdasarkan pengakuan pedagang daging ayam, Aceng, sebagian Ibu-Ibu tersebut tidak menerima harga yang ada saat ini karena dinilai terlalu mahal.
"Ada yang nawarnya enak, ada juga yang nyakitin, gimana sih dagang teh mahal terus, mahal dikit diprotes. Ya kan kita dari atas," katanya kepada CNBC Indonesia.
Saat ini, ia menjual daging ayam di harga Rp 38 ribu/kg, padahal normalnya berada di Rp 28-30 ribu/kg. Ia mau tidak mau menaikkan harga jual karena harga belinya juga sudah terlampau mahal.
"Faktor ekonomi juga, banyak yang naik. Pembeli ada yang biasa beli sekilo, sekarang dibagi dua, uangnya setengah ayam, separuhnya beli yang lain. Atau yang tadinya setengah kilo jadi seperempat, dibagi-bagi. Masyarakat kecil mah yang penting ada bau ayamnya buat makan," sebut Aceng.
(dce/dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Alert! Harga Daging Sapi di Jakarta Mulai 'Terbang"