Warga Siap-siap, LPG-Pertalite Bakal Nyusul Migor & Pertamax

Emir Yanwardhana, CNBC Indonesia
Senin, 04/04/2022 11:04 WIB
Foto: Infografis/ Indonesia Kaya akan Gas Alam Tapi Impor LPG/ Edward Ricardo Sianturi

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah melalui Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan menyinggung soal kenaikan harga Liquefied Petroleum Gas (LPG) ukuran tabung 3 Kilo gram (Kg) atau dikenal dengan gas 'melon'.

Dia mengatakan, rencana kenaikan harga LPG 3 Kg ini akan dilakukan secara bertahap. Pasalnya, sejak 2007 harga LPG 3 Kg ini tidak mengalami kenaikan.

"Jadi overall ya akan terjadi nanti (kenaikan), karena itu Pertamax, Pertalite. Premium belum. mengenai gas (LPG) yang 3 kg itu kita bertahap. Jadi 1 April, nanti Juli, nanti bulan September, itu semua bertahap dilakukan oleh pemerintah," tuturnya usai uji coba pengoperasian Light Rail Transit (LRT) di Stasiun Harjamukti, Cibubur, Jakarta Timur, Jumat (1/4/2022).


Namun demikian, menurutnya bukan berarti pemerintah tidak memberikan subsidi. Dia mengatakan, rakyat kecil tetap akan diberikan subsidi.

"Ada yang disubsidi, masih tetap tadi untuk rakyat kecil tetap disubsidi. Tetapi misalnya yang kecil ini (LPG 3 kg) dari 2007 nggak pernah naik harganya, kan nggak fair juga," tuturnya.

Luhut pun menyinggung soal kenaikan harga bensin Pertamax per 1 April 2022 ini. Menurut Luhut, kebijakan itu diambil dalam rapat yang dipimpin Presiden Joko Widodo pada Kamis (31/3/2022).

"Ya kenaikan kemarin diputuskan rapat di istana. Hari ini kita kan sudah naik apa namanya Pertamax ya 1 April," ungkapnya.

Dia menyebut, bila harga Pertamax terus dipertahankan pada harga Rp 9.000 per liter, sementara harga minyak mentah dunia telah melampaui US$ 100 per barel, maka ini bisa berdampak pada kinerja keuangan Pertamina.

"Walaupun tetap harus kita naikkan tidak ada punya pilihan karena kalau tidak harga asumsi minyak crude oil itu US$ 63 di APBN, sekarang ini sudah US$ 98 hingga US$ 100. Kan angkanya luar biasa. Kalau ini ditahan terus itu akan nanti jebol nanti Pertamina. Jadi terpaksa kita harus lepas," katanya.

Luhut lantas memberikan perihal kondisi global saat ini yang terdampak kenaikan harga minyak.

"Kemarin paparan saya kepada Presiden memang kita yang paling lambat sekarang menaikkan semua. Semua negara-negara itu sudah naikkan," ujarnya.

"Memang kelangkaan dari pada crude oil karena perang Ukraina dengan Rusia kemudian sekarang kelangkaan juga sun flower karena tidak bisa impor ekspor dari Ukraina dan juga sanksi itu punya masalah yang membuat dunia ini menjadi masalah," lanjutnya.


(pgr/pgr)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Luhut Ramal Anggaran Makan Bergizi Gratis Tembus Rp 300 Triliun