Ramadan Tiba, Apakah Ini Tanda Perang di Yaman Bakal Berakhir
Jakarta, CNBC Indonesia - Utusan Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan, bahwa pihak-pihak yang bertikai dalam konflik tujuh tahun di Yaman telah menyetujui gencatan senjata nasional selama dua bulan, dimulai pada bulan suci Ramadhan ini.
Kesepakatan yang ditengahi oleh PBB antara koalisi yang dipimpin Saudi dan kelompok pemberontak Houthi yang bersekutu dengan Iran itu, dinilai sebagai langkah yang paling signifikan untuk mengakhiri konflik yang telah menewaskan puluhan ribu dan mendorong jutaan orang kelaparan.
Seperti yang kita ketahui, bahwa penghentian permusuhan terkoordinasi terakhir secara nasional adalah selama pembicaraan damai pada 2016.
Utusan khusus PBB, Hans Grundberg mengatakan, gencatan senjata dua bulan akan mulai berlaku pada pukul 7 malam waktu setempat (16:00 GMT) pada hari Sabtu dan dapat diperpanjang dengan persetujuan para pihak.
"Para pihak menerima untuk menghentikan semua operasi militer, darat, dan laut yang ofensif di dalam Yaman dan melintasi perbatasannya; mereka juga menyetujui kapal bahan bakar untuk masuk ke pelabuhan Hodeidah dan penerbangan komersial untuk beroperasi masuk dan keluar dari bandara Sanaa ke tujuan yang telah ditentukan di wilayah tersebut," katanya dalam sebuah pernyataan yang dikutip Aljazeera.com
Bantuan yang sangat dibutuhkan untuk Yaman
Kristen Saloomey dari Al Jazeera, melaporkan dari markas besar PBB di New York, mengatakan bahwa gencatan senjata akan membawa bantuan yang sangat dibutuhkan ke Yaman setelah tujuh tahun perang.
"Konflik ini tidak hanya menewaskan puluhan ribu warga Yaman, tetapi juga mendorong jutaan lainnya kelaparan," kata koresponden Al Jazeera.
Utusan PBB dan Amerika Serikat telah berusaha sejak tahun lalu untuk merekayasa gencatan senjata permanen yang diperlukan untuk menghidupkan kembali negosiasi politik yang terhenti sejak akhir 2018 untuk mengakhiri konflik.
Pemerintah Yaman yang didukung Saudi, yang dipaksa Houthi keluar dari ibukota, Sanaa, pada akhir 2014, mengatakan sebelumnya akan memfasilitasi pengaturan untuk pembebasan tahanan, membuka bandara Sanaa dan mengizinkan kapal bahan bakar ke pelabuhan Hodeidah yang dikuasai Houthi.
(pgr/pgr)