Barang-barang Makin Mahal, Masih Pada Mau Belanja...?

Maesaroh, CNBC Indonesia
01 April 2022 16:54
Antrean warga untuk mendapatkan minyak goreng di Pasar Senen, Jakarta, Kamis (17/3/2022). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Antrean warga untuk mendapatkan minyak goreng di Pasar Senen, Jakarta, Kamis (17/3/2022). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Kepala ekonom BCA David Sumual mengatakan daya beli masyarakat sudah mulai pulih setelah dihantam pandemi Covid-19. Salah satu buktinya adalah pertumbuhan kredit yang membaik.

Berdasarkan data Bank Indonesia, pertumbuhan kredit di Februari 2022 tercatat 6,33%, naik dibandingkan Januari 2022 (5,5%). Namun, dia mengatakan daya beli masyarakat bisa berdampak akibat kenaikan harga-harga barang, terutama minyak goreng.

David menambahkan pemerintah bisa memberikan bantuan lebih kepada masyarakat yang terdampak kenaikan harga minyak goreng dengan cara memberikan bantuan langsung ke orang bukan barang. Seperti diketahui, pemerintah akan memberikan subsidi kepada minyak goreng curah sehingga harga komoditas tersebut akan dijual dengan harga Rp 14.000 per liter.


"Mungkin perlu tambahan buffer untuk masyarakat kelas menengah bawah yang terdampak kenaikan harga, seperti kenaikan harga minyak goreng. Akan lebih bagus jika diberikan langsung," tuturnya.

Dia menambahkan Pemerintah juga bisa mempercepat penyaluran bansos tahun ini, terutama menjelang Lebaran di mana permintaan barang akan meningkat. Sebagai catatan, pemerintah di tahun 2005 menyalurkan Bnatuan Langsung Tunai (BLT) sebagai kompensasi kenaikan harga BBM menjelang Lebaran yang mendongkrak konsumsi.

"Frontloading bansos bisa meningkatkan daya beli terutama untuk menghadapi Hari Raya. Itu sangat baik untuk mendorong daya beli." imbuhnya.


David mengatakan kenaikan harga komoditas menjadi berkah bagi masyarakat di wilayah-wilayah yang mengandalkan komoditas sebagai penggerak pendapatan, seperti Sumatera dan Kalimantan. Namun, di sisi lain, ada wilayah yang mengandalkan sektor pariwisata dan masih terdampak pandemi. Karena itulah, bansos tetap diperlukan masyarakat.

Menteri Keuangan Sri Mulyani, bulan lalu, mengatakan pemerintah merencanakan akan ada bantuan tambahan untuk menambah daya beli masyarakat. "Kenaikan komoditas ini langsung di pass-over ke masyarakat, konsumsi akan langsung jeblok. Untuk itu, akan ada tambahan bansos. Kami baru rapat, akan dipercepat," kata Sri Mulyani dalam acara CNBC Indonesia Economic Outlook 2022, Selasa (22/3/2022).

Sebagai catatan, pada periode 2005-2013, pemerintah memberikan kompensasi berupa Bantuan Langsung Tunai (BLT) sebagai bagian dari mitigasi kenaikan harga BBM.

SMERU Research Institute dalam laporan Kajian Pelaksanaan Program Bantuan Langsung Tunai (BLT) 2008 dan Evaluasi Penerima Program BLT 2005 di Indonesia menunjukkan BLT banyak dimanfaatkan untuk konsumsi langsung. Pencairan BLT 2005 tahap pertama berdekatan dengan Lebaran, sebagian besar penerima menggunakannya untuk membeli pakaian.

Untuk BLT yang dicarikan pada 2008, masyarakat banyak memanfaatkannya untuk konsumsi dan bayar utang, mayoritas responden, ongkos transportasi dan biaya sekolah.


TIM RISET CNBC INDONESIA

(mae/mae)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular