Internasional

Ramai-ramai Warga Rusia Tinggalkan Negaranya, Kenapa?

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
01 April 2022 12:00
People walk through Red Square after a hot day in Moscow, Russia, Thursday, June 24, 2021. Residents of Russia's capital are wilting under hot temperatures that on Thursday hit an all-time high for June since records started being kept. The mid-afternoon temperature of 36 Celsius (96,8 Fahrenheit). (AP Photo/Alexander Zemlianichenko)
Foto: AP/Alexander Zemlianichenko

Jakarta, CNBC Indonesia - Eksodus dilaporkan terjadi di Rusia. Ramai-ramai warga negaranya mencari cara keluar dari negeri pimpinan Presiden Vladimir Putin itu.

Mengutip CNN International, "How to leave Russia? (Bagaimana meninggalkan Rusia)" menjadi keyword yang banyak dicari di mesin Google Rusia. Bahkan mencapai titik puncak 10 tahun terakhir, hanya dalam seminggu setelah dilakukan Rusia ke Ukraina.

Analisis data pencarian, angka imigrasi dan informasi penerbangan, serta wawancara dengan para ahli, aktivis dan orang-orang di dalam negeri, menjelaskan bagaimana orang-orang mengaku tidak bisa lagi tinggal di Rusia. Menurut media AS itu, salah satunya "mencoba melarikan diri di tengah perang Presiden Putin di Ukraina dan tindakan keras politik di dalam negeri".

"Minat orang Rusia pada topik 'emigrasi' di Google meningkat empat kali lipat antara pertengahan Februari dan awal Maret. Pencarian seputar 'visa perjalanan' meningkat hampir dua kali lipat, dan untuk 'suaka politik' yang setara dengan Rusia melonjak lebih dari lima kali lipat," tulisnya.

"Saat mencari emigrasi dalam 30 hari terakhir, Australia, Turki dan Israel adalah beberapa tujuan trending teratas, di samping Serbia dan Armenia yang bersahabat dengan Rusia, serta Georgia, yang diserbu tentara Rusia pada 2008."

Sayangnya, tak ada jumlah pasti berapa banyak warga Rusia yang benar-benar pergi. Kendala keuangan, meroketnya harga perjalanan dan terbatasnya ketersediaan rute keluar setelah serangkaian penangguhan penerbangan akibat sanksi juga menjadi kendala bagi siapapun yang ingin meninggalkan Kremlin.

Salah satu warga Veronica mengaku hidupnya berubah setelah 24 Februari. Ia sendiri memang anti keputusan perang.

Ia mengatakan situasinya semakin tak terkendali tatkala otoritas Rusia mulai melakukan sweeping terhadap warga yang menggelar aksi menolak serangan ke Ukraina. Ia mengaku tak ingin hidup dengan hal-hal yang tak sesuai hatinya.

"Polisi mulai membawa para aktivis langsung dari apartemen mereka, membawa orang-orang pergi dari kereta bawah tanah," katanya seraya menambahkan.

"Hidup kami terbagi menjadi sebelum dan sesudah."

"Tidak masalah ke mana kami pergi, kami hanya ingin melarikan diri," tegasnya lagi.

Sebelumnya Putin memang memberi pidato kenegaraan khusus bagi mereka yang tidak mendukung langkahnya di Ukraina. Ia menyebut mereka "pengkhianat" dan merujuk tindakan meninggalkan tanah Rusia sebagai "pemurnian yang diperlukan masyarakat".

"Setiap orang dan terlebih lagi orang Rusia, akan selalu dapat membedakan patriot sejati dari sampah dan pengkhianat," katanya.

Sementara itu, sejumlah pengamat mengatakan persekusi mungkin adalah alasan terkuat seseorang meninggalkan Rusia. Setidaknya ini diungkap Direktur Free Russia Foundation di Georgia, Egor Kuroptev.

"Ada represi baru terhadap aktivis," katanya.

Hal sama juga dikatakan rekan senior di Carnegie Moscow Center, Andrei Kolesnikov. Wajib militer juga jadi soal lain.

"Selain itu, beberapa keluarga tidak percaya situasi di dalam negeri akan membaik, mereka khawatir tentang kemungkinan wajib militer putra mereka menjadi tentara atau mereka menginginkan pendidikan Barat untuk anak-anak mereka," ujarnya.

Sementara itu dari data Georgia, sejak awal perang 24 Februari dan hingga 16 Maret, lebih dari 30.400 orang Rusia telah memasuki Georgia. Sementara lebih dari 17.800 telah pergi.

Namun menurut jajak pendapat independen baru-baru ini, 58% orang Rusia mendukung tindakan militer negara mereka di Ukraina. Hanya 17% yang berpendapat bahwa Rusia telah memulai eskalasi konflik dengan Ukraina.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jangan Kaget! Ramai-ramai Warga Rusia Tinggalkan Negaranya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular