
Simak! Begini Jurus AS Menjinakkan Harga Energi yang Menggila

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden akan melepaskan hingga 1 juta barel minyak per hari dari cadangan minyak strategis negaranya.
Menurut dua orang yang mengetahui keputusan tersebut, sebagimana dikutip oleh CNBC International, langkah ini diambil sebagai upaya mengendalikan harga energi yang melonjak setelah AS dan sekutunya menjatuhkan sanksi keras kepada Rusia atas serangannya ke Ukraina.
Pengumuman pelepasan cadangan minyak rencananya akan diumumkan Biden pada Kamis (31/3/2022), bersamaan dengan pernyataan rencana pemerintahannya untuk memerangi kenaikan harga gas. Meski durasi rilis belum difinalisasi, tetapi pelepasan bisa berlangsung selama beberapa bulan ke depan.
Seperti diketahui, harga minyak yang tinggi menciptakan tantangan bagi Biden. Ia pun tengah was-was seiring dengan turunnya popularitasnya karena inflasi mencapai level tertinggi selama 40 tahun pada Februari lalu.
Ini juga didorong oleh naiknya biaya minyak dan bensin setelah Rusia menyerang Ukraina. Minyak mentah pada Rabu diperdagangkan pada hampir US$105 per barel, naik dari sekitar US$60 setahun yang lalu.
Namun, menurut survei yang dirilis pekan lalu oleh Federal Reserve Dallas, produsen minyak lebih fokus untuk memenuhi kebutuhan investor.
Sekitar 59% eksekutif yang disurvei mengatakan tekanan investor untuk mempertahankan "disiplin modal" di tengah harga tinggi adalah alasan mereka tidak memproduksi lebih banyak, sementara kurang dari 10% menyalahkan peraturan pemerintah.
Adapun, pelepasan cadangan itu akan menutup kesenjangan produksi produksi dengan kebutuhan yang ada. Asal tahu saja, produksi telah mengalami penurunan tajam sejak pandemi Covid-19 menyerang.
Sebelumnya, Pemerintahan Biden pada November lalu mengumumkan pelepasan 50 juta barel dari cadangan strategis setelah berkoordinasi dengan negara lain. Setelah perang Rusia di Ukraina dimulai, AS dan 30 negara lain menyetujui pelepasan tambahan 60 juta barel dari cadangan, dengan setengah dari total berasal dari Negeri Paman Sam tersebut.
Sementara itu lebih dari 568 juta barel minyak disimpan dalam cadangan tersebut per 25 Maret 2022.
(tfa/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 'Kiamat' Babi AS Nyebar ke Mana-mana, Ini Buktinya!