Internasional

Heboh Biden soal Putin Tak Layak Berkuasa Diklarifikasi AS

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
Senin, 28/03/2022 11:30 WIB
Foto: Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan Presiden Rusia Vladimir Putin bertemu di Jenewa, Swiss, Rabu (16/6/2021) waktu setempat. (AP/Patrick Semansky)

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden melontarkan pernyataan keras kepada Presiden Rusia Vladimir Putin terkait serangan Moskow ke Ukraina. Biden menyebut Putin tidak boleh berkuasa lagi di negara itu.

Mengutip CNBC International, Biden mengatakan Putin adalah seorang diktator yang berusaha untuk merebut kemerdekaan warga. Ia juga menyebut Putin tak akan berhasil menguasai Ukraina.


"Seorang diktator, yang bertekad membangun kembali sebuah kerajaan, tidak akan pernah menghapus cinta rakyat akan kebebasan," ujar Biden dalam sela-sela kunjungannya ke tetangga Ukraina, Polandia, akhir pekan kemarin.

"Demi Tuhan, orang ini (Putin) tidak bisa untuk tetap berkuasa."

Dalam pidatonya, Biden juga mendesak negara-negara penganut demokrasi di seluruh dunia untuk bersatu melawan Rusia. Negara-negara, kata dia, harus berkomitmen pada "pertempuran bersejarah melawan agresi otoriter".

"Dalam pertempuran ini, kita harus memiliki pandangan yang jernih," katanya lagi. "Kami perlu menguatkan diri untuk pertarungan panjang di depan."

Pemerintah Rusia pun buka suara mengenai pernyataan Biden. Kremlin menyebut hal ini tergantung kepada masyarakat Rusia.

"Itu bukan Biden untuk memutuskan. Presiden Rusia dipilih oleh orang Rusia," ujar Juru Bicara Kremlin, Dmytri Peskov sebagaimana dilaporkan Reuters, Minggu (27/3/2022).

Terbaru, pernyataan Biden ini rupanya diberi "klarifikasi" oleh Gedung Putih. Ini bukan merujuk ke Rusia tapi negara tetangga atar wilayah kedaulatan lain di luar Kremlin.

"Maksud presiden adalah bahwa Putin tidak dapat diizinkan untuk menjalankan kekuasaan atas tetangganya atau wilayahnya. Dia tidak membahas kekuatan Putin di Rusia, atau perubahan rezim," kata Gedung Putih, dikutip Senin.

Sementara seorang analis politik dari Universitas Harvard Stephen Walt mengatakan pernyataan Biden "salah saji". Hal itu hanya memperumit upaya diplomatik untuk mengakhiri konflik di Ukraina.

"Itu adalah 'salah saji' di pihak Biden. Tentu saja untuk menekankan bahwa tujuan jangka panjangnya mungkin adalah Putin di luar kekuasaan," katanya dikutip CNBC International.

"(Tapi) Itu tidak membuat lebih mudah untuk mengakhiri konflik di Ukraina, yang seharusnya menjadi tujuan pertama semua orang."


(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini:

Video: LA Bak Medan Perang - Putin Beri Syarat Damai