Internasional

Erdogan "Turun Gunung", Rusia-Ukraina Segera Bahas Perdamaian

sef, CNBC Indonesia
Senin, 28/03/2022 07:10 WIB
Foto: AP/Pavel Golovkin

Jakarta, CNBC Indonesia - Turki akan kembali menjadi tuan rumah pembicaraan damai antara Rusia dan Ukraina. Kantor kepresidenan mengatakan kota Istambul akan jadi tempat mediasi, Selasa (29/3/2022).

Panggilan telepon sudah dilakukan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Presiden Rusia Vladimir Putin, Minggu. Putin, kata Direktorat Komunikasi Kepresidenan Turki, setuju dengan pertemuan.


"Putin setuju bahwa pertemuan berikutnya dari delegasi Rusia dan Ukraina akan diadakan di Istanbul," kata badan itu sebagaimana dikutip CNN International.

"Dalam pertemuan itu, Presiden Erdogan menggarisbawahi perlunya membangun gencatan senjata dan perdamaian antara Rusia dan Ukraina sesegera mungkin dan meningkatkan situasi kemanusiaan di kawasan itu dan menyatakan bahwa Turki akan terus berkontribusi dalam segala cara yang mungkin selama proses ini," kata pernyataan itu lagi.

Sebelumnya Sabtu, Rusia memberi sinyal akan mengurangi serangan di Ukraina. Fokus serangan Hanna akan ke Donbass, wilayah Timur Ukraina.

"Secara umum, tahap pertama operasi telah selesai," kata Wakil Kepala Pertama Staf Umum Rusia, sekaligus Kolonel Jenderal, Sergei Rudskoy.

"Potensi tempur angkatan bersenjata Ukraina telah berkurang secara signifikan, sehingga kami bisa memfokuskan upaya untuk mencapai tujuan utama, pembebasan Donbas," lanjutnya.

"... Menekan mereka (Ukraina) hingga tentara Rusia benar-benar membebaskan wilayah DPR dan LNR (negara buatan pemberontak Ukraina di Donbass)."

Sementara itu, Minggu (27/3/2022) malam waktu setempat, otoritas Ukraina menyebut Rusia masih gencar menyerang Ukraina. Pasukan Rusia melanjutkan serangan rudal di seluruh Ukraina termasuk di Lutsk, Kharkiv, Zhytomyr dan Rivne.

"Semakin banyak rudal setiap hari. Mariupol di bak pengeboman," kata Penasihat Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, Mikhail Podoliak.

"Rusia tidak lagi memiliki bahasa, humanisme, peradaban. Hanya rudal, bom, dan upaya untuk menghapus Ukraina dari muka bumi."

Serangan Rusia ke Ukraina Sudan berlangsung sejak 24 Februari. Dari data UNHCR 3,5 juta orang telah mengungsi.


(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini:

Video: LA Bak Medan Perang - Putin Beri Syarat Damai