Aturan Mudik Makin Longgar, Uang Rp175 T Bakal 'Banjiri' RI
Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia memperkirakan kebutuhan uang kartal pada periode Ramadhan dan Idul Fitri tahun ini sebesar Rp 175,26 triliun. Jumlah ini meningkat 13,4% dibandingkan pada periode yang sama tahun lalu yakni Rp 154 triliun.
Deputi Gubernur Bank Indonesia Aida S. Budiman mengatakan wilayah Jawa masih akan menjadi pusat peredaran uang selama periode Ramadhan dan Lebaran.
"Paling besar tetap di Jawa, sesuai dengan size ekonominya," tutur Aida, kepada CNBC Indonesia, Jumat (25/3).
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Pulau Jawa mendominasi struktur perekonomian Indonesia secara spasial pada tahun 2021 dengan kontribusi sebesar 57,89%.
"Sekitar 23% (beredar) di Jabodebek (Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi)," tambahnya.
Bank Indonesia mencatat, penarikan uang tunai pada periode Lebaran selama pandemi Covid-19 turun drastis. Pada tahun 2020, uang beredar selama Lebaran hanya mencapai Rp 109,2 triliun sementara pada tahun 2021 sebesar Rp 154 triliun. Jumlah tersebut jauh di bawah catatan tahun 2019 yang menembus Rp 185 triliun atau tahun 2018 yang mencapai lebih dari Rp 190 triliun.
Besarnya peredaran uang selama periode Ramadhan dan Lebaran, disebabkan oleh meningkatnya transaksi belanja, pembayaran gaji karyawan maupun PNS, pembayaran Tunjangan Hari Raya (THR), serta khusus untuk dua tahun terakhir karena pencairan bansos tunai.
Kepala Departemen Pengelolaan Uang BI, Marlison Hakim menambahkan proyeksi peredaran uang sebesar Rp 175 triliun pada Ramadhan dan Lebaran tahun ini akan didorong pemulihan ekonomi, peningkatan mobil masyarakat, semakin menurunnya jumlah kasus serta pelonggaran Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Sebagai catatan, pemerintah menghilangkan libur cuti bersama pada Lebaran tahun 2020 dan 2021 karena pandemi Covid-19.
"Juga karena kemungkinan pemberlakuan libur Idul Fitri 2022," tuturnya kepada CNBC Indonesia, Jumat (25/3).
Sebagai catatan, pemerintah menghilangkan libur cuti bersama pada Lebaran tahun 2020 dan 2021 karena pandemi Covid-19.
Peredaran uang selama Ramadhan dan Idul Fitri menjadi pelumas bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Secara historis, pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mencapai puncaknya pada periode Lebaran.
Anomali terjadi pada tahun 2020 di mana Lebaran jatuh pada 24 Mei, hanya dua bulan setelah Covid-19 diumumkan sebagai pandemi. Pada kuartal II di mana terdapat momen Lebaran, ekonomi terkontraksi 5,32%. Kontraksi tersebut adalah yang pertama sejak Krisis Moneter 1997/1998.
(mae/mae)