Harga Pertamax Ditahan, Pertamina Bisa Berdarah-darah!
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pertamina hingga kini tak kunjung melakukan penyesuaian terhadap harga jual bahan bakar minyak (BBM) jenis RON 92 atau Pertamax. Padahal harga jual BBM nonsubsidi ini sudah jauh di bawah harga keekonomian.
Sekretaris Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Agus Suyatno mengatakan Pertamina perlu segera menghitung ulang harga jual BBM jenis Pertamax. Apalagi harga keekonomian Pertamax berdasarkan Kementerian ESDM telah mencapai Rp 14.526 per liter.
Di samping itu, penggunaan BBM jenis Pertamax saat ini juga didominasi oleh mobil mewah. Artinya jika, Pertamina tetap menahan harga BBM jenis ini, maka perusahaan pelat merah tersebut sama saja mensubsidi orang kaya.
"Artinya kalau gak segera ditetapkan keuangan pertamina akan berdarah-darah kalau harus menjual harga yang dibawah dengn harga keekonomian di pasaran," kata Agus kepada CNBC Indonesia, Jumat (25/3/2022).
Oleh sebab itu, dia mendorong supaya Pertamina dapat segera mengkalkulasikan ulang harga jual Pertamax sesuai harga pasaran. Pasalnya kenaikan harga BBM jenis ini tak akan berdampak pada inflasi, karena saat ini mayoritas masyarakat mengkonsumsi BBM jenis Pertalite.
"Masih Pertalite BBM yang disubsidi jadi gejolak setiap kenaikan pasti ada tapi gak cukup signifikan hingga menimbulkan inflasi," kata Agus.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif sebelumnya mengatakan, bahwa harga bensin Pertamax belum akan dinaikan sampai pada semester II tahun 2022 ini.
Menanggapi itu, Direktur Eksekutif ReforMiner Institute, Komaidi Notonegoro menilai, sejatinya dengan adanya penyesuaian harga Pertamax dampak inflasi secara teori relatif dapat diminimalkan dan tidak besar seharusnya. Pasalnya, konsumen Pertamax adalah kelompok menengah atas.
"Inflasi akan berhenti pada mereka karena Pertamax tidak terkait dengan proses produksi dan distribusi barang dan jasa," katanya.
Sebelumnya, Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga mengatakan sudah saatnya harga jual bensin Pertamax dikaji ulang. Seperti diketahui, harga bensin Pertamax hingga saat ini masih dibanderol Rp 9.000 per liter, tidak naik sejak dua tahun lalu.
Menurut Arya, perlu dikaji ulangnya harga jual Pertamax ini karena bensin ini sudah dikonsumsi oleh mobil mewah. "Sudah saatnya dihitung ulang berapa harga yang layak yang diberikan Pertamina untuk harga Pertamax yang dikonsumsi oleh mobil-mobil mewah. Ini untuk keadilan semua," tutur Arya.
Dia memaparkan, porsi konsumsi Pertamax oleh masyarakat sekitar 13% dari total konsumsi BBM di Indonesia. Bila harga Pertamax terus dipertahankan di bawah harga keekonomian, maka Pertamina sama saja memberikan subsidi pada mobil mewah.
"Seperti diinformasikan, harga BBM dunia naik dan seperti hitungan dari kawan-kawan Kementerian ESDM RON 92 atau Pertamax itu harga keekonomiannya Rp 14.500. Dan kita tahu Pertamax ini jumlahnya 13% dari konsumsi BBM di Indonesia dan pada umumnya mobil-mobil mewah," ujar Arya.
(pgr/pgr)