Internasional

Rusia-Ukraina Perang, India Menang Banyak

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
24 March 2022 16:30
pemilu india Perdana Menteri India Narendra Modi
Foto: Perdana Menteri India Narendra Modi (REUTERS/Adnan Abidi)

Jakarta, CNBC Indonesia - Serangan Rusia ke Ukraina tanpa disadari telah menempatkan India di posisi manis dalam wilayah diplomatik Indo-Pasifik. Saat perang memasuki minggu keempat, New Delhi telah menerima kedatangan orang-orang penting dari seluruh dunia.

Quad

Melansir CNBC International, India kedatangan delegasi dari Amerika Serikat (AS), Australia dan Jepang. Ketiga negara itu merupakan mitra India dalam Quad, yang secara resmi dikenal sebagai Dialog Keamanan Segiempat.

Layaknya India berjalan seragam dengan Quad. Namun India nyatanya telah menolak untuk mengutuk serangan Rusia ke Ukraina, termasuk dalam empat resolusi PBB belum lama ini.

Namun Quad tampak mengabaikan itu. India tetap dibutuhkan untuk memperdalam kerja sama keamanan, teknologi, backan ekonomi di Indo-Pasific.

"Ada kesepahapan yang sama ... Masing-masing pihak melihat konflik Eropa tidak harus jadi alasan yang membuat kita terpecah dari fokus utama Indo Pasifik," kata PM Australia Scott Morrison membela polisi India soal Rusia-Ukraina, dikutip Kamis (24/3/2022).

Bukan hanya Quad, tokoh-tokoh penting negara lain juga terus berdatangan ke India. Menteri luar negeri Yunani Nikos Dendias misalnya, mendatangi India, Selasa lalu dan Perdana Menteri Israel Naftali Bennett juga dijadwalkan untuk berkunjung ke India pada awal April.

China

Kejutan juga datang dari saingan tradisional India yakni China. Negara itu membuat tawaran ke Negeri Bollywood saat ini, mencari persetujuan New Delhi untuk kunjungan Menteri Luar Negeri Wang Yi.

China dan India diketahui merupakan musuh bebuyutan karena klaim wilayah di Ladakh. Di 2020, bentrokan sempat terjadi yang membuat 20 tentara India dan empat pasukan China tewas.

Ini terkait pertemuan tahunan pemimpin China, India, Brasil, Rusia dan Afrika Selatan (Afsel) yang akan digelar di China tahun ini. Dalam pertemuan itu diharapkan China-India-Rusia akan melakukan pertemuan khusus sendiri.

China juga akan memberikan proposal kerjasama Dialog Peradaban India-China yang digelar kedua negara. Forum Perdagangan dan Kerja Sama Investasi India-China juga akan dibuat.

"China dan India membagi kepentingan yang sama di banyak bidang. Misalnya, Barat baru-baru ini menuding India karena dilaporkan mempertimbangkan untuk membeli minyak Rusia dengan harga diskon. Tapi itu adalah hak sah India," tulis Global Times, media corong pemerintah.

Halaman 3>>

Rusia

Teranyar adalah Rusia. Negara yang kini jadi musuh Barat karena serangan ke Ukraina itu makin kencang merapat. Rusia yang menjadi pemasok senjata terpercaya India selama beberapa dekade, sekarang juga menjadi pemasok minyak mentah murah ke New Delhi.

Awalnya, dua perusahaan minyak dan gas bumi (migas) asal India, yakni Indian Oil Corp (IOC) dan Hindustan Petroleum memutuskan untuk membeli harga minyak murah Rusia karena mendapatkan diskon besar. Kali ini perusahaan kilang minyak swasta India, Nayara Energy, juga telah membeli minyak asal Rusia.

Nayara membeli sekitar 1,8 juta barel minyak Ural asal Rusia dari trader Trafigura, seperti dikutip dari Reuters, Rabu (23/03/2022). Pembelian ini dilakukan setelah satu tahun perusahaan tidak membeli minyak asal Rusia ini.

Bukan tanpa alasan perusahaan ini membeli minyak asal Rusia. Pasalnya, sebagian saham perusahaan ini juga dimiliki oleh 'raksasa' migas asal Rusia yakni Rosneft.

Diskon diberikan Rusia pasca pembeli asal Amerika Serikat dan Eropa, menghindari minyak dari Moskow karena sanksi terhadap Rusia. Ini akibat serangannya ke Ukraina sejak 24 Februari 2022 lalu.

Nayara, di mana pedagang Trafigura dan Bank VTB Rusia juga memiliki saham, mengoperasikan kilang minyak dengan kapasitas 400.000 barel per hari (bph) di Vadinar, negara bagian Gujarat barat, dan sebelumnya membeli minyak Ural pada Maret 2021, menurut data Refinitiv.

Halaman 3>>

Apa Nilai India?

Sejumlah pengamat menilai India memang dianggap sebagai negara besar di Asia. Bahkan, satu-satunya yang bisa melawan China.

"India saat ini berada dalam posisi yang patut ditiru karena bertahun-tahun melakukan diplomasi yang hati-hati," kata pakar Asia Selatan di Hudson Institute, sebuah think tank Washington DC, Aparna Pande.

"AS dan mitranya di Eropa dan Asia, membutuhkan India di pihak mereka dalam persaingan jangka panjang dengan China. Oleh karena itu, mereka lebih memahami kesulitan India."

Namun Pande mengingatkan bahwa sikap India ke Rusia bisa menjebak. Karena ini tak sesuai dengan mayoritas global.

Analis lain dari Rand Corporation, sebuah think tank yang berkantor pusat di Santa Monica, California, AS, Bruce Bennett juga mengingatkan India. Ia mempertanyakan bagaimana India ingin dikenal.

"(Apakah) Sebagai negara yang berprinsip atau negara yang nasionalis. ... Apakah itu Rusia yang menginvasi Ukraina atau China yang menyerang bagian-bagian India," katanya.

"Jika India memutuskan untuk tetap 'duduk di pagar' untuk memaksimalkan pengaruh ... saya pikir banyak orang di seluruh dunia akan kehilangan simpati."


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Di Tengah Perang Menlu Rusia Datangi India, Bahas Apa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular