Kunci Agar Produksi Minyak Tak Melempem: Ngebor dan Ngebor!
Jakarta, CNBC Indonesia - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) terus mendorong, supaya kegiatan pengeboran sumur migas dapat terus dioptimalkan. Pasalnya, pengeboran sumur menjadi salah satu kunci untuk menggenjot dan menahan laju penurunan produksi migas di tanah air.
"Makanya yang kita kampanyekan memang, ngebor-ngebor sebanyak-banyaknya. Tentu saja ini sekali lagi untuk menopang capaian produksi setinggi tingginya," kata Deputi Operasi SKK Migas, Julius Wiratno dalam acara Drilling Summit Tahun 2022, Kamis (24/3/2022).
Namun demikian, dalam proses kegiatan pengeboran setidaknya ada beberapa tantangan yang harus dilalui. Salah satunya jika pengeboran dilaksanakan di kawasan hutan.
Menurut dia kawasan hutan yang notabennya diawasi ketat, menjadi tantangan tersendiri dalam kegiatan hulu migas. Namun di sisi lain, kawasan ini juga menawarkan peluang untuk upaya menggenjot produksi migas nasional.
Adapun dari 14 sumur eksplorasi yang berada di kawasan hutan, setidaknya 9 sumur telah siap untuk dibor dan lima sisanya dalam masih proses. Sementara untuk sumur pengembangan, dari 21 sumur yang akan dibor, setidaknya 13 sumur sedang berprogres.
"Ini yang menjadi perhatian kita, kawasan hutan yg notabene sangat ketat diawasi kita anggap ini sebagai tantangan tapi juga menawarkan peluang," katanya.
SKK Migas memperkirakan target pengeboran sumur pada tahun ini dapat mencapai 890 sumur pengembangan. Terdiri atas 790 sumur pengembangan hasil WP&B dan 100 potensi sumur pengembangan dari program filling the gap (FTG). Sementara, untuk rencana program sumur eksplorasi mencapai 42 sumur atau lebih tinggi dibandingkan 2021 yang sebanyak 28 sumur.
Pemerintah menargetkan produksi minyak siap jual atau lifting pada tahun ini sebesar 703 ribu bph. Target ini setidaknya mengalami peningkatan dibandingkan tahun lalu yang hanya terealisasi 660 ribu bph.
Namun demikian, di awal tahun ini berdasarkan catatan SKK Migas, realisasi produksi lifting minyak baru mencapai 632 ribu bph.
Seperti diketahui, produksi lifting sepanjang 2021 lalu tak mencapai target yang ditetapkan dalam APBN. Adapun masalah pandemi covid-19 hingga proyek molor menjadi penyebab utama sasaran menjadi meleset.
Berdasarkan data SKK Migas lifting sepanjang 2021 hanya mencapai 1,642 juta barel setara minyak per hari (boepd) atau sebesar 96% dari target sebesar 1,712 juta boepd. Realisasi tersebut terdiri dari lifting minyak sebesar 660 ribu barel per hari atau 93,7% dari target 705 ribu bopd. Selain itu lifting gas mencapai 5.501 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) atau 97,6% dari target 5.638 MMSCFD.
(pgr/pgr)