
Produksi Minyak RI Mau Capai 1 Juta Barel? Ini Nih Kuncinya

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Indonesia memiliki ambisi untuk mengejar target produksi 1 juta barel minyak per hari (bph) pada tahun 2030. Hal ini dinilai bisa terpenuhi asalkan, pengeboran sumur pengembangan dan eksplorasi dilakukan secara masif.
Kepala Divisi Operasi Pengeboran dan Perawatan Sumur SKK Migas, Surya Widyantoro mengatakan bahwa pengeboran sumur menjadi salah satu kunci dalam merealisasikan target 1 juta barel bph pada 2030 mendatang. Hal itu memungkinkan, lantaran Indonesia tercatat pernah melakukan pengeboran sumur migas hingga di atas 1.000 sumur pada tahun 20214.
"Untuk mengejar target 1 juta barel mau gak mau selain kegiatan pengeboran sumur eksplorasi yang diperlukan secara masif tentunya juga dari sumur pengembangan yang terlihat sudah ada produksinya," kata Surya dalam acara Drilling Summit Tahun 2022, Kamis (24/3/2022).
Yang terang, untuk merealisasikan program pengeboran sumur migas setidaknya perlu kerja sama semua pihak. Baik itu SKK Migas, Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS), dan para kontraktor jasa pengeboran.
Pasalnya, saat ini industri hulu migas nasional tengah kekurangan rig pengeboran di lapangan. Pada tahun ini misalnya, dari 101 kontrak pengadaan rig, hanya 76 saja yang sudah mendapat kontrak, sisanya 25 masih dalam proses.
"Kita masih kekurangan rig, jadi 76 sekarang itu rig yang sudah memiliki status kontrak walaupun hari ini kita 36 rig yang beroperasi baik onshore maupun offshore. 76 ini yang akan di bor untuk mengebor sumur di bulan selanjutnya," kata Surya
Berdasarkan catatan SKK Migas, proyeksi kebutuhan rig hingga tahun 2030 secara total mencapai 181 unit. Terdiri dari 151 unit rig darat (onshore) dan 30 unit rig laut (offshore).
Sebelumnya, Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengungkapkan bahwa target produksi 1 juta barel minyak per hari (bph) pada tahun 2030 semakin berat. Hal itu mengingat capaian produksi pada awal tahun 2022 ini masih rendah dan jauh dari yang ditargetkan pada tahun ini.
Menurut dia target produksi minyak siap jual atau lifting pada tahun ini sebesar 703 ribu bph. Adapun target ini mengalami peningkatan dibandingkan tahun lalu yang hanya terealisasi 660 ribu bph.
Namun demikian, di awal tahun ini berdasarkan catatan SKK Migas, realisasi produksi lifting minyak baru mencapai 632 ribu bph. Masih rendahnya produksi tersebut disebabkan oleh beberapa faktor. Mulai dari pengeboran sumur migas yang masih rendah hingga adanya gangguan produksi yang tak direncanakan (unplanned shutdown) di beberapa blok minyak andalan seperti Blok Rokan dan Blok Cepu.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article BOS SKK Migas Ungkap Target 1 Juta Barel Makin Berat, Kenapa?
